Lonjakan Keempat Covid-19 Membuat Petisi Batalkan Olimpiade Tokyo Tembus 350 Ribu Tandatangan

- 15 Mei 2021, 12:39 WIB
Kenji Utsunomiya dalam konferensi pers petisi Stop Olimpiade Tokyo
Kenji Utsunomiya dalam konferensi pers petisi Stop Olimpiade Tokyo /Twitter/@oyeyeah/

PORTAL LEBAK - Pemerintah Jepang berada dalam keadaan yang sulit menuju penyelenggaraan Olimpiade Tokyo yang tinggal 10 minggu lagi ditengah krisis kesehatan akibat Covid-19.

Apa lagi baru-baru ini Jepang tengah menghadapi lonjakan keempat infeksi Covid-19 di beberapa wilayah Jepang, dan mengumumkan keadaan darurat di tiga prefektur.

Sebuah petisi online berjudul 'Batalkan Olimpiade Tokyo' telah membubuhkan 350 ribu tandatangan dari masyarakat yang berlangsung selama 9 hari sejak diterbitkan.

Baca Juga: 1000 Lebih Rudal Dikirim Dari Gaza, Militer Israel Peringatkan Warga Sipil Palestina Jauhi Lokasi Target

Petisi tersebut diserahkan kepada ketua penyelenggara Olimpiade Tokyo sekaligus Gubernur Tokyo, yaitu Yuriko Koike, pada hari Jumat, 14 Mei 2021, kemarin.

Petisi untuk membatalkan Olimpiade Tokyo diinisiasi oleh Kenji Utsunomiya, karena melihat adanya lonjakan baru kasus Covid-19 di Jepang. Dia pun menyebut Jepang tidak dengan penuh kesiapan menyambut atlet dan pengunjung.

"Kami tidak dalam situasi itu (siap menyambut atlet-Red) dan karena itu Olimpiade harus dibatalkan," katanya dalam jumpa pers, seperti dikutip PortalLebak.com dari Reuters, 15 Mei 2021.

Baca Juga: OJK Ingatkan Ada Sanksi Pencabutan Izin Usaha Jika Debt Collector Perusahaan Leasing Melanggar Hukum

Utsunomiya juga menambahkan jika Olimpiade tetap dilaksanakan yang terjadi adalah layanan medis akan teralihkan dari masyarakat umum ke Olimpiade, padahal tenaga medis di Jepang tengah menghadapi lonjakan baru Covid-19.

"Sumber daya medis yang berharga perlu dialihkan ke Olimpiade jika diadakan," kata pria yang juga tengah mencalonkan diri sebagai Gubernur Tokyo.

Menurut Utsunomiya kesibukan tenaga medis akan terfokus hanya ke semua yang berkaitan dengan Olimpiade Tokyo, seperti mengisolasi 15.400 atlet, melakukan tes deteksi virus berulang kali, belum lagi pelayanan medis kepada juri, staf, sponsor, dan kru media partner hingga wartawan asing.

Baca Juga: Trending Topik Ke-28, Trailer Resmi Venom 2 Ungkap Asal-Usul Carnage

Terpisah, Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan Olimpiade Tokyo tetap harus digelar pada 23 Juli 2021 nanti.

"Meskipun ada pandemi global, penting untuk mengadakan Olimpiade Tokyo 2020 yang aman dan terjamin," katanya dalam konferensi pers.

Pernyataan senada dengan Gubernur Koike juga datang dari Taro Kono, otoritas yang bertanggung jawab atas program vaksinasi di Jepang.

"Kami akan mengadakan Olimpiade dengan cara yang memungkinkam, mungkin tanpa penonton," kata Taro Kono dalam sebuah wawancara di stasiun televisi.

Baca Juga: Israel Hajar Militan Palestina, Dibalas Serangan 2.000 Roket

Artinya penonton dari luar negeri tidak diberikan izin untuk datang ke Jepang jika keperluannya untuk menonton pertandingan di Olimpiade Tokyo maupun Paralimpiade Tokyo.

Diketahui pada hari Minggu 8 Mei 2021, 3 wilayah, yaitu Hokkaido, Okayama dan Hiroshima, baru ditetapkan dalam keadaan darurat hingga 31 Mei, bergabung dengan Tokyo, Osaka dan empat prefektur lainnya.

Di Hokkaido sendiri dilaporkan rekor tertinggi kasus infeksi sudah mencapai 712 kasus pada hari Kamis, 13 Mei. Dan secara nasional, Jepang telah mencatat sekitar 656.000 kasus yang terkonfirmasi, dengan 11.161 kematian akibat Covid-19.***

Editor: Jefry Agustinus Alexander B


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x