Twitter Menemukan AI-nya cenderung menghilangkan orang kulit hitam, laki-laki dari foto

20 Mei 2021, 02:20 WIB
Dokumentsi foto, pengguna gadget beraktifitas dengan telepon selulernya dengan latar belakang logo Twitter Ilustrasi gambar ini diambil pada (27/11/2013). /Foto: REUTERS/Kacper Pempel/

PORTAL LEBAK - Algoritma pemotongan gambar Twitter Inc. memiliki bias bermasalah terhadap pengecualian terhadap laki-laki orang kulit hitam, apa ini SARA?

Fakta ini ditemukan perusahaan aplikasi itu, dalam penelitian baru pada hari Rabu 19 Mei 2021 yang menyatakan 'cara mengedit gambar adalah keputusan yang paling baik, yang dibuat oleh banyak orang."

Studi dari tiga peneliti pembelajaran mesin dilakukan, setelah kritik pengguna Twitter tahun lalu, tentang pratinjau gambar di postingan yang tidak termasuk wajah orang kulit hitam.

Baca Juga: Hari Kebangkitan Nasional, Gagasan Menyanyikan Lagu Indonesia Raya Didukung

Ini menemukan perbedaan 8 persen dari paritas demografis yang mendukung wanita, dan 4 persen mendukung individu kulit putih.

Seperti Reuters laporkan dan dikutip PortalLebak.com, yang menyatakan makalah itu mengutip beberapa kemungkinan, termasuk masalah latar belakang gambar dan warna mata.

"Pemangkasan berbasis pembelajaran mesin pada dasarnya cacat, karena menghilangkan agensi pengguna dan membatasi ekspresi pengguna tentang identitas dan nilai mereka sendiri," papar para peneliti.

Baca Juga: Vaksinasi Gotong Royong, Banyak Perusahaan Mulai Mendaftar Melalui KADIN

"Alih-alih memaksakan pandangan normatif tentang bagian mana dari gambar yang dianggap paling menarik," tambahnya.

Untuk mengatasi masalah ini, baru-baru ini Twitter mulai menampilkan foto rasio aspek standar secara penuh, tanpa pemotongan apa pun, di aplikasi selulernya dan mencoba memperluas upaya itu.

Para peneliti juga menilai apakah aplikasi lebih menyukai gesture perempuan daripada kepala, yang mencerminkan apa yang dikenal sebagai "tatapan laki-laki", tetapi ternyata tidak demikian.

Baca Juga: Chelsea vs Leicester 2-1, Balas Dendam The Blues atas Leicester Terbayar

Temuan Twitter ini merupakan contoh lain dari dampak berbeda dari sistem kecerdasan buatan, termasuk bias demografis yang diidentifikasi dalam pengenalan wajah dan analisis teks.

Penelitian dilakukan oleh para peneliti di Microsoft Corp dan Massachusetts Institute of Technology pada tahun 2018.

Selanjutnya, ada studi yang lebih baru dari pemerintah AS dan menemukan bahwa sistem analisis wajah lebih sering salah mengidentifikasi orang kulit berwarna, daripada orang kulit putih.

Baca Juga: Politikus Sekaligus Wartawan Senior Meninggal Dunia, Begini Sosok Wimar Witoelar Semasa Hidupnya

Sebelumnya, Amazon Inc pada tahun 2018 memutuskan untk menghapus alat perekrutan kecedasan buatan (AI) yang menunjukkan bias terhadap wanita.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler