Untuk mengatasi masalah ini, baru-baru ini Twitter mulai menampilkan foto rasio aspek standar secara penuh, tanpa pemotongan apa pun, di aplikasi selulernya dan mencoba memperluas upaya itu.
Para peneliti juga menilai apakah aplikasi lebih menyukai gesture perempuan daripada kepala, yang mencerminkan apa yang dikenal sebagai "tatapan laki-laki", tetapi ternyata tidak demikian.
Baca Juga: Chelsea vs Leicester 2-1, Balas Dendam The Blues atas Leicester Terbayar
Temuan Twitter ini merupakan contoh lain dari dampak berbeda dari sistem kecerdasan buatan, termasuk bias demografis yang diidentifikasi dalam pengenalan wajah dan analisis teks.
Penelitian dilakukan oleh para peneliti di Microsoft Corp dan Massachusetts Institute of Technology pada tahun 2018.
Selanjutnya, ada studi yang lebih baru dari pemerintah AS dan menemukan bahwa sistem analisis wajah lebih sering salah mengidentifikasi orang kulit berwarna, daripada orang kulit putih.
Baca Juga: Politikus Sekaligus Wartawan Senior Meninggal Dunia, Begini Sosok Wimar Witoelar Semasa Hidupnya
Sebelumnya, Amazon Inc pada tahun 2018 memutuskan untk menghapus alat perekrutan kecedasan buatan (AI) yang menunjukkan bias terhadap wanita.***