Pada gempabumi kedua ini, tercatat berkekuatan M 5.0, berpusat di 9.57 LS-113.93 kedalaman 10 kilometer. Meski, warga tidak merasakan guncangan di gempabumi susulan itu.
Selanjutnya pukul 09.53 WIB, seismograf BMKG kembali merekam terdapat pergerakan kerak bumi. Pada gempabumi ketiga ini, tercatat berkekuatan M 5.3 dan terdeteksi di titik 9.61 LS-112.91 BT pada kedalaman 42 kilometer.
Baca Juga: Harga BBM Naik, Ini 3 Jenis Bahan Bakar Minyak yang Dinaikkan Pertamina
Petugas BPBD Kabupaten Lumajang menyatakan, gempabumi ketiga getarannya sempat dirasakan selama 1-2 detik, tapi tidak memunculkan kepanikan warga.
Hasil analisis sementara oleh BMKG, tiga rentetan kejadian gempabumi itu adalah jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thurst fault.
Berdasarkan catatan BMKG per pukul 11.00 WIB, sudah ada 54 kali aktivitas gempabumi susulan atau aftershock dengan magnitudo terbesar yakni M 5.0.
Baca Juga: Presiden Sri Lanka Akan Mundur, di Tengah Berkecamuknya Badai Unjuk Rasa
Dikaitkan dengan indeks kajian risiko gempabumi berasal dari InaRisk BNPB, daerah selatan Pulau Jawa memang mempunyai tingkat risiko gempabumi sedang sampai tinggi.
Daerah selatan Pulau Jawa sekaligus diketahui dilalui lempeng Indo-Australia, yang membentang dari ujung Pulau Sumatera bagian barat hingga perairan Maluku Tenggara.
Lempengan Indo-Australia, di Maluku Tenggara, akhirnya bertemu dengan lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik.