PORTAL LEBAK - Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa berencana untuk mundur, kata ketua parlemen negara itu pada hari Sabtu, 9 Juli 2022.
Keputusan ini tunduk akibat tekanan kuat setelah unjuk rasa yang penuh kekerasan, para demonstran menyerbu kediaman resmi presiden dan membakar rumah perdana menteri, di Kolombo.
Pengumuman itu, menyusul eskalasi dramatis dalam beberapa bulan protes anti-pemerintah yang sebagian besar damai.
Baca Juga: Sudah Tiga Bulan Krisis Ekonomi Landa Sri Lanka, KBRI di Kolombo Siap Bantu WNI Pulang ke Indonesia
Ini dipicu krisis ekonomi yang mengerikan di pulau Samudra Hindia berpenduduk 22 juta orang itu, memicu letusan kembang api perayaan di kota itu.
Tidak pernyataan resmi secara langsung dari presiden Sri Lanka.
Ketua Mahinda Yapa Abeywardena mengatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa Rajapaksa telah memberitahunya bahwa dia akan mundur dari jabatannya pada hari Rabu.
"Keputusan untuk mundur pada 13 Juli diambil untuk memastikan penyerahan kekuasaan secara damai," kata Abeywardena.
Baca Juga: Sri Lanka Bersiap Gelar Operasi Darurat Atasi Tumpahan Minyak dari Kapal Kargo yang Tenggelam