Ketua PBNU: Soal Rempang, Masyarakat Tak Bisa Jadi Korban Atas Nama Investasi

15 September 2023, 23:18 WIB
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. /Foto: NU Online/Fathoni Ahmad/

PORTAL LEBAK - Kasus proyek strategis nasional (PSN) di Pulau Rempang yang mengakibatkan penolakan dari masyarakat adat, menyedot perhatian khalayak termasuk Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).  

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf yang biasa dipanggil Gus Yahya menekankan, PSN di Pulau Rempang harus bisa mengedepankan kesentosaan masyarakat setempat.

“Kesentosaan masyarakat harus jadi nomor satu. Masyarakat tak bisa dijadikan korban dengan alasan investasi. Investasi kembali ke maksud asal, yakni kemaslahatan bagi masyarakat, khususnya warga di kawasan destinasi investasi,” kata Gus Yahya dilansir PortalLebak.com dari NU Online, Jumat 15 September 2023. 

Baca Juga: Kapolri: BP Batam Siap Berikan Kompensasi kepada Masyarakat Rempang di Batam 

Selain itu, Gus Yahya menyatakan meskipun terdapat anggapan negara membutuhkan investasi, namun investasi itu harus menjadi peluang meningkatkan taraf hidup masyarakat, terutama masyarakat di lingkungan destinasi itu sendiri.

“Seperti (investasi-Red) ditempatkan di Rempang, tapi bermasalah. Investasi harus dikembalikan demi masyarakat banyak, yang tak boleh menjadi korban. Apapun itu (investasi-Red) kesentosaan masyarakat nomor satu,” tegas Gus Yahya.  

“Masyarakat otomatis tak bisa menjadi korban, karena kondisi itu melanggar tujuan investasi itu sendiri,” pungkasnya.

Baca Juga: Kapolres Barelang Himbau Masyarakat Tak Halangi Polisi Memasuki Kawasan Rempang di Batam Kepulauan Riau  

Tentang pernyataan sikap Nahdlatul Ulama (NU) belum mencuat selama ini, Gus Yahya menjelaskan NU tak pernah dilibatkan dari awal dalam investasi pulau Rempang, sehingga harus mempelajari kasus ini lebih dahulu.  

“Pertama tentu saja yang harus ditanya ialah pihak-pihak terkait proyek (di Rempang-Red) tersebut,” jelas Gus Yahya.

Seperti diketahui, kericuhan di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau menjadi Ricuh mengakibatkan bentrok warga dan aparat jadi viral. Pasalnya, beberapa anak sekolah menjadi korban atas penembakan gas air mata oleh polisi.

Baca Juga: Sancho Jalani Program Disiplin Sebagai Puncak Kejengkelan Erik ten Hag, Takkan Dipakai MU Sampai Berubah

Padahal, saat itu polisi berupaya membubarkan massa yang unjuk rasa dan melakukan protes karena tanah mereka akan dijadikan proyek investasi oleh negara.  

Sebelumnya, kerusuhan di Rempang, pecah pada Kamis 7 September 2023 siang. Pasalnya, petugas gabungan Polri, TNI, Ditpam Badan Pengusahaan (BP) Batam, dan Satpol PP terlibat bentrok dengan warga Rempang.

Bentrok itu terjadi ketika pengukuran untuk pengembangan kawasan di Rempang, oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam.  

Baca Juga: Tembakan Amunisi Tajam Terintegrasi atau CALFEX Jadi Pamungkas Tutup Latihan TNI Super Garuda Shield 2023

Keributan pecah bermula dari adanya aksi unjuk rasa warga yang menolak pengembangan kawasan Eco City di Rempang. Cekcok warga melawan petugas keamanan mengakibatkan aparat menembakkan gas air mata.  

Selanjutnya, situasi semakin tidak kondusif, warga berlarian, dan dorong mendorong antara petugas dan warga terjadi.

Akibatnya, beberapa siswa sekolah dibawa ke rumah sakit akibat terkena gas air mata, karena lokasi sekolahnya, tak jauh dari tempat terjadinya keributan.***

 

 

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler