Harga Bitcoin Meroket Sentuh di Atas Rp548 Juta Rupiah

8 November 2023, 06:30 WIB
Ilustrasi dari mata uang virtual Bitcoin, terlihat latar belakang papan gawai, foto diambil pada (24/04/2020). /Foto: REUTERS/Dado Ruvic/


PORTAL LEBAK - Harga Bitcoin (BTC) mencapai Rp 548 juta lebih, naik 14% dibandingkan Senin pada akhir bulan November lalu, sebesar Rp 476 juta.

“Salah satu alasan kenaikan harga Bitcoin adalah karena optimisme terhadap persetujuan Bitcoin ETF (Exchange Traded Fund) oleh SEC (Securities and Exchange Commission),” Oscar Darmawan, CEO Indodax, mengatakan dalam sebuah tulisan, di Jakarta. 

Menurutnya, Bitcoin ETF juga dapat menghasilkan arus masuk modal baru ke pasar cryptocurrency, yang dapat meningkatkan permintaan dari investor atau pedagang.

Baca Juga: Cryptoverse: Investor Kripto Makin Bingung, Mereka Bertaruh di Daya Pikat Bitcoin yang Makin Pudar

Selain berpotensi mendorong kenaikan harga, keberadaan ETF Bitcoin juga memperkuat reputasi aset kripto tersebut karena dampak ETF Bitcoin dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.

Salah satunya adalah volatilitas yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Alasan lain kenaikan harga Bitcoin adalah Bitcoin Halving Day yang diperkirakan akan berlangsung tahun depan.

"Keberadaan halving Bitcoin juga sangat mempengaruhi pasokan dan permintaan Bitcoin, yang akan mempengaruhi harga beli dan jual Bitcoin. Jika hal ini mengurangi block reward, maka halving akan membatasi jumlah Bitcoin baru yang masuk pasar," ujar Oscar.

Baca Juga: Cryptoverse: Penambang Bitcoin Terjebak Dalam Lubang Beruang

“Selama Pasokan Baru berkurang dan permintaan tetap tinggi, atau bahkan meningkat, hal itu akan mendorong harga Bitcoin lebih tinggi,” katanya.

Bitcoin Langka dan Dicari?

Selain itu, dikatakan bahwa hanya 21 juta Bitcoin yang telah dibuat di seluruh dunia, menjadikan mata uang digital ini langka dan sangat dicari.

“Jika 1 BTC setara dengan sekitar Rp 500 juta, berarti dengan memiliki 2 BTC, orang tersebut sudah memiliki uang sebesar Rp 1 miliar. Tentunya hal ini sangat menguntungkan bagi member kami yang menyimpan Bitcoin," nilainya.

Baca Juga: Babinsa Koramil 0602-12 Ciomas Pantau Kelancaran Penyerahan BLT DD di Desa Sukadana Kabupaten Serang

“Apalagi tahun depan akan ada halving date, menurut praktisi cryptocurrency harganya diperkirakan akan melampaui harga saat ini,” ujarnya.

Oleh karena itu, Oscar menyarankan investor atau trader untuk berinvestasi secara disiplin dan teratur dengan teknik cicilan dolar (DCA).

Teknik Dollar Cost Averaging (DCA) akan membantu investor membeli potensi aset kripto secara rutin, sehingga menciptakan konsep investasi yang konsisten dan sehat dari bulan ke bulan.

Baca Juga: Mau Ikut Pinjaman Online Pinjol, Ini Suku bunga baru dari OJK per November 2023

"Sebagai bursa cryptocurrency terpercaya di Indonesia, INDODAX kini memiliki fitur baru yang membantu investor berinvestasi menggunakan teknik Dollar Cost Averaging (DCA), yang disebut Fitur Investasi," jelas Oscarr.

“Fitur ini memungkinkan investor untuk berinvestasi secara rutin setiap bulan dengan jumlah yang sama,” ujarnya.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler