Meskipun ada perubahan di komposisinya namun secara keseluruhan, masih sesuai.
"Yang paling penting APBN 2020 ini sangat besar manfaatnya bagi masyarakat dilihat dari jumlah output, outcome dan penerima manfaat untuk membantu dan melindungi masyarakat dari Covid, dari dampak kontraksi ekonomi dan memulihkannya kembali," tuturnya.
Ia menambahkan APBN akan tetap dijaga sehat untuk menjalankan fungsinya untuk stabilisasi, alokasi dan distribusi. Sedangkan dari sisi ekspor-impor, Sri Mulyani menjelaskan perkembangan bulan ke bulannya (month to month) mulai positif.
Baca Juga: Ini Harta Kekayaan Enam Menteri Baru Pilihan Presiden Jokowi
Bulan November ada beberapa indikator yang menggambarkan pemulihan itu terjadi dan berlanjut. Kemudian Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur sudah mulali masuk zona positif, investasi atau PMTB kontraksinya mulai menurun.
Sementara untuk tahun 2021, pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah pelaksanaan termasuk vaksinasi yang semua akan ditanggung APBN.
Dana-dana PEN yang tidak tersalurkan atau tidak digunakan terutama bidang kesehatan tahun 2020, semua otomatis akan digunakan untuk vaksinasi tahun 2021.
Baca Juga: Ini Harta Kekayaan Enam Menteri Baru Pilihan Presiden Jokowi
Sri Mulyani melanjutkan, indikator ekonomi yang mulai menunjukkan pemulihan/pembalikan didukung oleh beberapa hal seperti konsumsi listrik, inflasi yang mulai positif, indeks mobilitas masyarakat, belanja barang dan belanja bansos yang melonjak tinggi. Secara keseluruhan belanja pemerintah pusat tumbuh hampir 20%.***