Pemerintah Indonesia juga akan mencari sekitar $1 miliar melalui pinjaman tambahan dari China Development Bank untuk menutup kelebihan anggaran pembangunannya.
Proyek kereta api berkecatan tinggi, adalah bagian dari Belt and Road Initiative China yang diberikan kepada KCIC pada tahun 2015.
Baca Juga: Ridwan Kamil: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Sedang Dikirim, Begini Penampakannya
Namun proyek yang diusung KCIC menghadapi masalah lain termasuk penundaan konstruksi akibat pandemi Covid-19.
Perusahaan negara Indonesia, termasuk KAI dan Wijaya Karya, menguasai 60 persen saham KCIC, sementara China Railway Engineering Corporation dan perusahaan China lainnya memegang sisanya.
Seperti diketahui, dua pekerja China meninggal bulan lalu ketika sebuah kereta api di proyek KCIC, keluar jalur atau rel.
Baca Juga: Ferdy Sambo Mmengundurkan Diri Sebagai Saksi Dalam Sidang Putri Candrawathi
Meski demikian, duta besar China untuk Indonesia, Lu Kang, mengatakan insiden itu tidak mengganggu keselamatan dan keberlangsungan proyek kereta api berkecepatan tinggi.
Pihak PT. KAI mengatakan dalam pernyataan hari Selasa bahwa mereka akan berkomitmen untuk memastikan keselamatan proyek tersebut.***