“Pertama tentu saja yang harus ditanya ialah pihak-pihak terkait proyek (di Rempang-Red) tersebut,” jelas Gus Yahya.
Seperti diketahui, kericuhan di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau menjadi Ricuh mengakibatkan bentrok warga dan aparat jadi viral. Pasalnya, beberapa anak sekolah menjadi korban atas penembakan gas air mata oleh polisi.
Padahal, saat itu polisi berupaya membubarkan massa yang unjuk rasa dan melakukan protes karena tanah mereka akan dijadikan proyek investasi oleh negara.
Sebelumnya, kerusuhan di Rempang, pecah pada Kamis 7 September 2023 siang. Pasalnya, petugas gabungan Polri, TNI, Ditpam Badan Pengusahaan (BP) Batam, dan Satpol PP terlibat bentrok dengan warga Rempang.
Bentrok itu terjadi ketika pengukuran untuk pengembangan kawasan di Rempang, oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam.
Keributan pecah bermula dari adanya aksi unjuk rasa warga yang menolak pengembangan kawasan Eco City di Rempang. Cekcok warga melawan petugas keamanan mengakibatkan aparat menembakkan gas air mata.
Selanjutnya, situasi semakin tidak kondusif, warga berlarian, dan dorong mendorong antara petugas dan warga terjadi.
Akibatnya, beberapa siswa sekolah dibawa ke rumah sakit akibat terkena gas air mata, karena lokasi sekolahnya, tak jauh dari tempat terjadinya keributan.***