Network
"Ya Tuhan, dia seharusnya menunggu satu hari lagi untuk mengunggahnya."
“Apakah dia harus mengunggahnya kemarin? Dia seharusnya memikirkannya sebelum mengunggah foto-foto itu.”
“Jika mereka pergi ke Jepang pada Hari Pembebasan, meskipun memiliki banyak waktu di dunia, tidak bisakah mereka menunggu dan tidak mengunggah foto pada hari yang sama? Bukannya mereka akan mati jika tidak mengunggahnya di Instagram.”
“Apakah mereka masih berlibur di Jepang? Pasangan itu benar-benar bodoh.”
"Ini akan sulit dilakukan bahkan jika dilakukan dengan sengaja."
“Apa yang mereka ajarkan kepada anak-anak mereka?”
Baca Juga: Presiden Jokowi: Saya Sedih Kebebasan Demokrasi Dilampiaskan Lewat Fitnah
"Wow…" “Kemarin, aku menonton Taegukgi Jang Dong Gun di televisi, tapi sepertinya dia ada di Jepang.”
“Wah, LOL. Ini benar-benar belokan. Ko So Young sejak itu menghapus postingannya dan meminta maaf karena mengunggah foto tersebut.
"Saya minta maaf karena menyebabkan ketidaknyamanan pada hari penting itu. Saya menghapus foto-foto itu segera setelah saya menyadari kontroversi itu, tetapi sudah terlambat. Saya akan lebih berhati-hati di masa depan," ungkap Ko So Young.
Sementara itu, selama pemerintahan Jepang, Jepang melakukan kekejaman yang tak terkatakan, termasuk memaksa sekitar 500.000 wanita Korea menjadi budak seks.
Baca Juga: Relawan DGP Jerman Terbentuk, Ini Jurus Pemenangan Demi Ganjar Pranowo
Pemerintah Jepang, saat itu membunuh antara 270.000 dan 810.000 orang Korea melalui kerja paksa, dan menghapus bahasa Korea.***
