Itu dibuat oleh Tsukimi Ayano, penduduk asli desa masa kecilnya, ketika dia kembali ke desa masa kecilnya dan menemukan bahwa jumlah orang yang hidup telah berkurang menjadi hanya 30 orang.
Merasa kesepian, dia memutuskan untuk mengisi ruang kosong dengan orang-orangan sawah yang meniru masa lalu.
Baca Juga: Gempa Tuban Guncang Sebagian Wilayah Pulau Jawa Hingga level IV MMI
Orang-orangan sawah ini secara tradisional dibuat di Jepang untuk melawan kesepian, bukan untuk mengusir burung. Hasilnya adalah desa “lembah luar biasa”.
Sekarang menjadi objek wisata, mengadakan festival orang-orangan sawah dengan kompetisi dan lokakarya setiap bulan Agustus.
Desa ini juga ditampilkan dalam film dokumenternya yang berjudul Lembah Boneka.***