PORTAL LEBAK - Menteri pertahanan Ukraina Andrii Taran mengatakan pada hari Sabtu 10 April 2021, bahwa negaranya dapat diprovokasi oleh kejengkelan Rusia atas situasi di daerah konflik, di wilayah Donbass, sebelah timur Ukraina.
Menteri Taran menjelaskan tuduhan Rusia tentang hak-hak penutur bahasa Rusia yang dilanggar, bisa menjadi alasan dimulainya kembali agresi bersenjata Rusia terhadap Ukraina.
"Pada saat yang sama, perlu dicatat bahwa intensifikasi agresi bersenjata Federasi Rusia terhadap Ukraina hanya mungkin jika keputusan politik yang tepat, dibuat di tingkat tertinggi di Kremlin," katanya dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Pascagempa M6,1 Dua Warga di Lumajang dan Kabupaten Malang Meninggal Dunia
Baca Juga: Ini Syarat Pendamping Desa, Agar Memperoleh BPJS Ketenagakerjaan
Kyiv telah meningkatkan kewaspadaan atas penumpukan pasukan Rusia di dekat perbatasan antara Ukraina dan Rusia. Termasuk, atas peningkatan kekerasan di sepanjang garis kontak yang memisahkan pasukan Ukraina dan separatis, yang didukung Rusia di Donbass.
Seperti PortalLebak.com kutip dari Reuters, Sabtu 10 April 2021, Gerakan militer Rusia telah memicu kekhawatiran, bahwa Moskow sedang bersiap untuk mengirim pasukan ke Ukraina.
Di sisi berbeda, Kremlin membantah bahwa pasukannya merupakan bentuk ancaman, tetapi pejabat di Rusia mengatakan, pasukan akan tetap ditempatkan di kawasan itu selama diperlukan.
Baca Juga: Satgas Covid-19 Perketat Kedatangan Orang dari Luar Negeri
Baca Juga: Pedagang Pangsit Tewas Ditembak Pasukan Bersenjata Myanmar, Dibawa dan Dikremasi Tanpa Izin Keluarga
Pejabat senior Kremlin Dmitry Kozak pekan lalu mengatakan, Rusia akan dipaksa untuk membela warganya di Ukraina timur, tergantung pada skala konflik militer di sana.
Spontan, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan rekan-rekannya dari Prancis dan Jerman pada hari Jumat, meminta Rusia untuk menghentikan penambahan pasukan dan menegaskan kembali dukungan mereka untuk Kyiv dalam konfrontasinya dengan Moskow.***