PORTAL LEBAK - Israel mengizinkan 1.000 vaksin Sputnik V Rusia untuk dikirim ke Jalur Gaza melalui perbatasan Erez pada hari Rabu, 17 Februari 2021, setelah mendapat persetujuan dari Kementerian Pertahanan Israel.
Pengiriman vaksin ini telah ditunda karena perdebatan antara Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset, mengenai apakah akan meminta agar Hamas membebaskan warga sipil yang disandera di Gaza, yaitu, Abera Mengistu dan Hisham al-Sayed, dan jenazah dari dua tentara Israel (IDF), Oron Shaul dan Hadar Goldin, yang disimpan Hamas sejak 2014.
Keluarga Goldin mengajukan petisi ke Pengadilan Tinggi pada hari Rabu untuk menghentikan transfer vaksin ke Gaza yang dikuasai Hamas sampai jenazah tentara dan tawanan dibebaskan.
Baca Juga: Duet dengan Ariel Noah di Panggung Indonesian Idol, Jemimah: Terima Kasih Mimpiku Terwujud
Baca Juga: Pertajam Kemapuan SAR, TNI AL Kolaborasi Basarnas Balikpapan
Dikutip PortalLebak.com dari Jerusalem Post, Simcha Goldin yang merupakan ayah dari Hadar Goldin, salah satu tentara yang jasadnya ditahan militer Hamas, mengungkapkan, sebagai persyaratan vaksin Rusia dapat dikirim ke jalur Gaza adalah minimal harus membawa kembali tentara, Oron Shaul dan Hadar Goldin.
Diketahui Rusia menyumbang 10.000 dosis vaksin Covid-19 kepada Otoritas Nasional Palestina minggu lalu, dan meminta agar IDF mengizinkan 1.000 dosis untuk dikirim ke Gaza supaya dapat digunakan oleh petugas kesehatan.
Pemerintah Palestina sebenarnya ingin mengirim lebih banyak lagi dosis vaksin ke Gaza.
Baca Juga: Istri Kim Jong Un Kembali Terlihat Untuk Pertama Kali Setelah Menghilang Selama Setahun