Saat Barat Perimbangkan bantuan untuk Afghanistan, China dan Pakistan dengan cepat Beri bantuan

14 September 2021, 05:00 WIB
Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi bertemu dengan Mullah Abdul Ghani Baradar, kepala politik Taliban Afghanistan, di Tianjin, China 28 Juli 2021. /Foto: VIA REUTERS/XINHUA/Li Ran/


PORTAL LEBAK - Para donor internasional berkumpul di Jenewa, Senin 13 September 2021 untuk membahas bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban.

Namun tetangga negara itu, China dan Pakistan telah menjangkau Afghanistan dengan bantuan dan diskusi tentang bantuan di masa depan.

Ekonomi di Afghanistan yang dilanda perang berada dalam krisis dan krisis kemanusiaan yang tinggi ungkap, para ahli.

Baca Juga: Negara Afghanistan Hadapi Pergulatan Ekonomi dan Geopolitik Berat

Namun Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya enggan memberikan dana kepada Taliban sampai gerakan militan Islam itu memberikan jaminan bahwa mereka akan menegakkan hak asasi manusia, khususnya hak-hak perempuan.

Aset asing negara itu sekitar $10 miliar atau sekitar Rp142 Triliun, yang disimpan di luar negeri, juga dibekukan.

"Tujuan yang dapat dimengerti adalah untuk menolak dana ini untuk pemerintahan Taliban de facto," Deborah Lyons, perwakilan khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Afghanistan, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB minggu ini.

Baca Juga: Taliban Umumkan 'Perang telah berakhir' Saat Presiden Afghanistan dan Diplomat Melarikan Diri dari Kabul

"Efek yang tak terelakkan, bagaimanapun, adalah penurunan ekonomi parah. Ini dapat menjadikan jutaan orang jatuh miskin dan kelaparan, dapat menghasilkan gelombang besar pengungsi dari Afghanistan, dan membuat Afghanistan mundur dari generasi ke generasi," ungkapnya.

Efek yang lain mungkin yakni mendorong Afghanistan lebih dekat dengan tetangganya dan sekutu dekat Pakistan dan China.

Karena kedua negara itu telah mengirim banyak pasokan ke Afghanistan. Mereka juga telah mengisyaratkan bahwa mereka terbuka meningkatkan kerjasama.

Baca Juga: Nota Kesepakatan Perubahan Anggaran 2021, Ditandatangani Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya

Dilansir PortalLebak.com dari Reuters, China mengumumkan pekan lalu bahwa mereka akan mengirim pasokan makanan dan kesehatan senilai $31 juta ke Afghanistan.

Janji di antara janji bantuan asing pertama, sejak Taliban mengambil alih kekuasaan Afghanistan bulan lalu.

Pakistan pekan lalu juga mengirim pasokan seperti minyak goreng dan obat-obatan ke pihak berwenang di Kabul.

Baca Juga: Di Usia Termuda 29 Tahun, Fahad Fauzi Terpilih Jadi Ketua Gapensi Garut Periode 2021-2026

Sedangkan menteri luar negeri Pakistan meminta masyarakat internasional untuk memberikan bantuan tanpa syarat dan mencairkan aset Afghanistan.

Pakistan memiliki hubungan yang dekat bersama Taliban dan dituduh mendukung kelompok itu saat mereka memerangi pemerintah dukungan AS di Kabul selama 20 tahun - tuduhan yang dibantah oleh Islamabad.

China, dengan aliansi yang kuat dengan Pakistan, juga telah terlibat dengan Taliban.

Baca Juga: Basarnas Kerahkan Dua Helikopter Turut Sukseskan PON XX di Papua

Beberapa analis mengatakan tertarik dengan kekayaan mineral negara itu, termasuk cadangan besar lithium, komponen kunci untuk kendaraan listrik.

China juga telah menyatakan keprihatinannya tentang militansi yang dapat meluas dari Afghanistan melintasi perbatasannya, yang ingin pemerintah Taliban bantu mengatasinya.

Di luar bantuan kemanusiaan, beberapa ahli dan pejabat di kawasan itu mengatakan Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) China yang besar dapat memberi Afghanistan kelangsungan ekonomi jangka panjang.

Baca Juga: Jemput Bola Puskesmas Cibening Adakan Vaksinasi di SMP Al-Ijtihad Desa Cimayang Bogor, 800 Peserta Antusias

Satu kemungkinan adalah Afghanistan bergabung dengan Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC), bagian utama dari BRI.

Beijing telah menjanjikan lebih dari $60 miliar untuk proyek infrastruktur di Pakistan, sebagian besar dalam bentuk pinjaman.

"Taliban akan menyambut bergabung dengan CPEC, China juga akan sangat senang," kata Rustam Shah Mohmand, mantan duta besar Pakistan untuk Afghanistan.

Baca Juga: Cara dan Link Bantuan Kuota Data Internet Gratis untuk Belajar dari Kemendikbutristek

China belum memberikan komentar apa pun tentang BRI tetapi Menteri Luar Negeri Wang Yi mengatakan Beijing siap untuk secara aktif membahas dimulainya kembali kereta barang China-Afghanistan.

China juga sekaligus akan memfasilitasi interaksi Afghanistan dengan dunia luar, terutama aksesnya ke pasokan kemanusiaan.

Kantor luar negeri Pakistan dan juru bicara Taliban tidak segera menanggapi permintaan komentar.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler