Akankah Pemilihan Presiden Menandai Berakhirnya Pelarangan Tato di Korea Selatan?

23 Februari 2022, 10:21 WIB
Ahli tato Kim Do-yoon melayani pelanggan di studio tatonya di Seoul. /Foto: REUTERS/HEO RAN/

PORTAL LEBAK - Doy, salah satu seniman tato paling terkenal di Korea Selatan yang pernah membuat tato seperti Brad Pitt, hanya ingin menjalankan keahliannya tanpa takut dipenjara atau denda yang besar.

Korea Selatan satu-satunya negara maju di dunia, menerapkan aturan, di mana tato sebagai prosedur yang hanya dapat dilakukan secara legal, oleh profesional medis.

Itu membuat hampir 50.000 seniman tato di negara itu berada dalam kondisi memprihatinkan, dan kerap digerebek serta ditutup oleh polisi.

Baca Juga: 6 Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Orang Asing Di Korea, Mau Kasar atau Sopan

Bahkan para artis tato menghadapi denda hingga 50 juta won atau Rp603 juta, serta hukuman penjara, secara teori bahkan sama seperti penjara seumur hidup.

Doy (43) seperti banyak artis tato lainnya berlatih dari sebuah bangunan sederhana tanpa papan nama, telah didenda 5 juta won atau Rp60 juta.

Ini terjadi tahun lalu setelah video dirinya melakukan tato ke aktris Korea yang populer menjadi viral. Doy pun mengajukan banding atas putusan tersebut.

Baca Juga: Lima Rekomendasi Film Korea Bernuansa Horor dan Thriller, Kumpulan Mitos di Serial 'Goedam' Bikin Merinding

Sebuah survei yang dilakukan oleh persatuan 650 seniman tato yang dipimpin Doy juga menemukan, enam kasus sejak April lalu soal seniman yang dijatuhi hukuman penjara - rata-rata selama dua tahun.

Tapi perubahan bisa saja terjadi. Selama 10 tahun terakhir, tato menjadi semakin populer di kalangan anak muda Korea Selatan.

Anggota band BTS Jungkook terkenal memiliki beberapa dan sementara tato biasanya ditutup-tutupi di TV, selebriti tidak segan memamerkannya di media sosial.

Baca Juga: Kapolri Meminta Ulama Memotivasi Masyarakat Untuk Ikut Vaksinasi

Pada saat yang sama, apresiasi untuk "K-tato", sering dibedakan dengan gambar garis halus, detail yang rumit dan penggunaan warna yang berani, telah berkembang di dalam dan luar negeri.

Itu tidak luput dari perhatian kandidat partai yang berkuasa untuk pemilihan presiden 9 Maret 2022, Lee Jae-myung.

Dalam sebuah langkah yang dilihat sebagai merayu pemilih muda, Lee bulan lalu mengatakan tidak masuk akal jika industri itu ilegal.

Baca Juga: Ambil Kode Redeem Genshin Impact Terbaru 23 Februari 2022, Main dan Klaim Hadiahmu

Lee mencatat bahwa bisnis tato bernilai sekitar $1 miliar atau Rp14,3 triliun dan dia berjanji mendukung persoalan yang tertunda di parlemen untuk melegalkan tato.

"Saya berterima kasih atas janji itu. Ini mungkin inspirasi artistik terbaik bagi para seniman tato saat ini," ujar Doy, yang bernama asli Kim Do-yoon.

Lee saat ini membuntuti Yoon Suk-yeol dari oposisi utama konservatif People Power Party, 34 persen menjadi 41 persen.

Baca Juga: Kapolres Lebak Minta Warga Waspada, Marak Kasus Curanmor dan Aksi Perampokan di Mini Market

Menurut jajak pendapat publik oleh Gallup Korea. Pihak Yoon belum memutuskan posisinya pada tato tradisional tetapi mendukung legalisasi yang disebut tato kosmetik.

Yakni tato yang semi permanen dan populer di Korea Selatan untuk mempercantik alis, garis mata dan garis rambut.

Ahn Cheol-soo, kandidat ketiga dengan dukungan 11 persen yang alisnya ditato agar terlihat lebih lebat, belum mengumumkan posisinya tentang masalah ini.

Baca Juga: Wali Kota Bogor Bima Arya: 2024, Saya Kalkulasi Politik Jabar 1 atau DKI 1

Dilansir PortalLebak.com dari Reuters, dukungan publik untuk melegalkan industri tampaknya semakin meningkat.

Menurut jajak pendapat Gallup Korea tahun lalu, 81 persen orang Korea Selatan berusia 20-an dan sekitar 60 persen dari mereka yang berusia 30-an dan 40-an mendukung legalisasi.

Sekitar 3 juta orang di Korea Selatan memiliki setidaknya satu tato dan jika tato kosmetik semi permanen dihitung.

Baca Juga: Usai Menghadap Presiden Jokowi, Menaker Idah Fauziyah Akan Revisi Pelaksanaan Program JHT

Jumlahnya meningkat menjadi 13 juta, menurut perkiraan tahun 2018 oleh pembuat perangkat medis lokal Standard.

Tetapi bagi banyak generasi tua Korea Selatan, tato diasosiasikan dengan geng dan bertentangan dengan kepercayaan Konfusianisme bahwa mengubah tubuh manusia berarti tidak menghormati orang tua.

Kelompok medis utama negara itu, yang berpendapat tato dengan jarum adalah prosedur "invasif" yang dapat merusak tubuh, juga menentang legalisasi.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler