India Membara: Penghinaan Terhadap Islam Ditengarai Memicu Ketegangan

7 Juni 2022, 10:40 WIB
Seorang pria memasang simbol Partai Bharatiya Janata Party (BJP) yang berkuasa di India di sebuah tenda selama kampanye pemilihan umum oleh partai di Prayagraj, India, 24 Februari 2022. /Foto: REUTERS/RITESH SHUKLA/

PORTAL LEBAK - Pemerintah India pada Senin 6 Juni 2022, berusaha menenangkan kemarahan massa, di dalam dan luar negeri, setelah dua pejabat partai BJP yang berkuasa membuat pernyataan tentang Nabi Muhammad.

Sedikitnya 38 orang ditangkap karena kerusuhan di kota utara dan protes yang direncanakan akan digelar di Mumbai.

Penangkapan di kota Kanpur adalah bagian dari upaya untuk memadamkan ketegangan sporadis antar agama.

Baca Juga: Hindu Garis Keras di India Tuntut Larangan yang Lebih Luas, Soal Penggunaan Jilbab di Sekolah

Ketegangan mencuat setelah dua pejabat dari partai nasionalis Hindu, yakni Perdana Menteri Narendra Modi dan Bharatiya Janata menyuarakan pernyataan.

Keduanya membuat pernyataan yang telah menimbulkan kemarahan luas di kalangan Muslim baik di India dan luar negeri.

Beberapa pejabat tinggi India berupaya mengelola dampak diplomatik, karena negara-negara Islam termasuk Qatar, Arab Saudi, Oman, UEA, Afghanistan, Pakistan dan Iran menuntut permintaan maaf dari pemerintah India.

Baca Juga: Gim Free Fire Dilarang di India, Setelah Melarang Beberapa Aplikasi Asal Cina

Pasalnya, pemerintah India dinilai mengizinkan pernyataan yang menghina itu, kata seorang pejabat kementerian luar negeri India.

Selama akhir pekan, diplomat India yang ditempatkan di Teluk dan negara-negara Islam tetangga dipanggil oleh pejabat di negara-negara itu, memprotes komentar pejabat BJP.

"Penghinaan ini datang dalam konteks meningkatnya intensitas kebencian dan penghinaan terhadap Islam di India dan pelecehan sistematis terhadap Muslim," ujar pernyataan Organisasi Kerjasama Islam (OKI). 

Baca Juga: Resmi Seragam Satpam Baru 2022, Netizen Ramai Sebut Mirip Polisi India Hingga Sebut Tokoh Kartun Ladusing

Partai politik berpengaruh di India yang beranggotakan 57 negara itu mengutip keputusan terbarunya, melarang jilbab di lembaga pendidikan di beberapa negara bagian India.

Termasuk, membuat keputusan soal penghancuran properti Muslim sekaligus menyoroti apa yang disebut BJP sebagai bias pemerintah India.

Angkatan Bersenjata Pakistan dalam sebuah tweet "mengutuk keras pernyataan penghujatan" oleh para pejabat India.

Baca Juga: Apple Ikut 'Bermain' di Dunia Otomotif, Ciptakan Perangkat Lunak di Dasbor Mobil

"Tindakan keterlaluan itu sangat menyakitkan dan jelas menunjukkan tingkat kebencian yang ekstrem terhadap Muslim dan agama lain di India," katanya.

Kementerian luar negeri India mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa tweet dan komentar ofensif itu, tidak mencerminkan pandangan pemerintah.

"Tindakan keras telah diambil terhadap orang-orang ini oleh badan-badan terkait... Sangat disesalkan bahwa Sekretariat OKI sekali lagi memilih untuk membuat komentar yang memotivasi, menyesatkan dan nakal," kata Arindam Bagchi, juru bicara pemerintah India.

Baca Juga: Rusia Serang Ibukota Ukraina Kyiv, Pertempuran Pertama Setelah Beberapa Minggu Invasinya

BJP menangguhkan seorang juru bicara dan mengusir pejabat lain pada hari Minggu, karena menyakiti sentimen agama dari komunitas minoritas.

Dilansir PortalLebak.com dari Reuters, jumlah penduduk muslim mencapai 13 persen dari 1,35 miliar penduduk India.

Protes direncanakan terhadap pernyataan anti-Muslim di ibukota keuangan Mumbai pada hari Senin atau awal pekan ini.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler