Putin Ingin Libatkan BRICS Selesaikan Krisis Gaza, Agenda Moskow Singkirkan AS dari Timur Tengah Makin Kuat

24 November 2023, 14:27 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin. /Sputnik/Alexei Danichev/Kremlin via Reuters/

PORTAL LEBAK - Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyarankan penyelesaian konflik geopolitik antara Israel dan Palestina dengan melibatkan BRICS dalam mengupayakan jalan damai.

Presiden Putin berkomentar mengenai hal tersebut pada puncak penyelenggaraan KTT BRICS secara virtual. Dia berujar bahwa Amerika Serikat telah gagal berdiplomasi menengahi setiap krisis yang ada di Timur Tengah.

"Kami menyerukan upaya bersama komunitas internasional yang bertujuan untuk meredakan situasi, gencatan senjata, dan memberi solusi politik khususnya konflik Palestina-Israel," kata Vladimir Putin, dikutip PortalLebak.com dari Hindustan Times, 24 November 2023.

Baca Juga: Benjamin Netanyahu Terpaksa Siapkan Opsi Pertukaran Sandera Tak Menguntungkan dengan Militan Hamas

Akan tetapi seruan untuk melibatkan BRICS ke dalam krisis Timur Tengah tidak dibarengi dengan penjelasan detil upaya apa saja yang sudah disiapkan para negara anggota.

Yang artinya, tidak jelas apakah dalam rapat anggota BRICS pada awal pekan ini, para pemimpin telah menemukan solusi atau tidak.

"Negara-negara BRICS serta negara-negara di kawasan dapat memainkan peran kunci dalam upaya ini," sambungnya.

Baca Juga: PM Israel Jamin akan Terus Memburu Kelompok Hamas, Netanyahu: Ini Keputusan Sulit namun Tepat

Sesuai dengan abjad namanya, BRICS beranggotakan negara-negara pendiri, yakni Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

Kini anggota organisasi tersebut telah bertambah, diisi oleh sebagian negara dari Timur Tengah dan negara Afrika lainnya, di antaranya Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab, Ethiopia, Mesir, dan satu negara dari Amerika Latin, yakni Argentina.

Komentar Putin yang berulang kali menyerang kebijakan AS mengindikasikan Putin sedang berupaya memanfaatkan krisis di Gaza untuk keuntungan geopolitiknya.

Baca Juga: Rumah Sakit Al Shifa Gaza Palestina Diserbu Israel, Ruangan Dibuka Paksa Disertai Tembakan Di mana mana

Terutama membangun hubungan dengan sekutu baru di negara-negara berkembang dan membangun apa yang dia sebut sebagai tatanan dunia baru untuk melawan dominasi AS di dunia.

Konflik Hamas dan Israel saat ini tengah menjalani masa gencatan senjata untuk kemanusiaan korban perang di wilayah Jalur Gaza, berlangsung hingga empat hari ke depan yang dimulai sejak tanggal 24 November 2023.

Bertindak sebagai tuan rumah penengah konflik antara Israel dan Hamas adalah Qatar. Penunjukan Qatar disambut baik oleh salah satu pejabat Hamas bidang politik, Izzat al-Risheq.

Baca Juga: Wilayah Dekat Rumah Sakit Indonesia Di Gaza Palestina Kembali Diserang Israel Lewat Udara

Kelompok militan Hamas pada hari Selasa, 21 November 2023, menyerahkan sepenuhnya proses gencatan senjata antara pihaknya dengan militer Israel kepada Qatar.

Penguasa Jalur Gaza itu juga menyerahkan segala rincian gencatan senjata, termasuk setiap detil keinginan kedua belah pihak yang bertikai.

"Sekarang terserah kepada saudara-saudara di Qatar, mereka yang akan mengumumkan perjanjian gencatan senjata (antara kami) dengan Israel termasuk persyaratannya," kata pejabat Hamas bidang politik, Izzat al-Risheq, kepada Al Jazeera di Doha, 22 November 2023.

Baca Juga: Wanita Korea Selatan Ngotot 'Kampanyekan Rambut Pendek', Setelah Viral Serangan Brutal ke Karyawan Wanita

Otoritas Israel juga memberi lampu hijau atas penunjukkan Qatar sebagai penengah konflik, serta mencoba menyelesaikan pembebasan warga sipilnya yang ditawan militan Hamas sejak serangan 7 Oktober 2023.

Otoritas Israel diketahui mengajukan pertukaran 50 warganya dengan 150 warga Palestina yang dipenjara karena terlibat kasus hukum hingga tindak pidana terorisme seperti teror penikaman.***

Editor: Jefry Agustinus Alexander B

Sumber: Hindustan Times

Tags

Terkini

Terpopuler