PORTAL LEBAK - Sebuah logerak (bunker) disinyalir digunakan pada era pecahnya Perang Dunia II telah ditemukan di distrik Sangkhlaburi di Provinsi Kanchanaburi, Thailand.
Melansir dari Thai News Agency, bunker bawah tanah peninggalan Perang Dunia II itu ditemukan di kawasan lereng bukit. Bukit ini masih relatif utuh meski terdapat longsoran tanah dekat pintu masuk bunker pada kedua sisi bukit.
Memiliki lebar sekitar 2 meter, tinggi 180-190 centimeter, dengan panjang terowongan sekitar 35 meter. Pada bagian ujung dari terowongan terhubung dengan kawasan hutan lebat yang terletak di belakang lereng bukit.
Melansir TNA, sirkulasi udara di dalam bunker terbilang sangat baik berkat ventilasi yang baik. Suhu sejuk dan nyaman terasa ketika berada di dalam bunker, sekitar 24-25 derajat Celcius.
Pada dinding terowongan terdapat jejak hangus seperti sisa asap pembakaran, mengisyaratkan tempat meletakkan obor sebagai lampu penerangan di dalam bunker.
Selain itu, terdapat goresan-goresan penggunaan beliung, cangkul, dan linggis pada dinding terowongan.
Baca Juga: Pasca Krisis Politik Masyarakat Senegal dalam Kondisi Cemas Tunggu Hasil Pilpres 2024
Penemuan bunker bersejarah ini diduga dibangun dan digunakan oleh pasukan Jepang, di mana tentara Jepang memanfaatkan tawanan perang mereka untuk membangun bunker.
Penduduk setempat mendesak lembaga pemerintah Thailand untuk mempercepat studi pelestarian dan pengembangan dengan tujuan pendidikan dan wisata.
Nantinya pelestarian situs ini sekaligus sebagai langkah untuk menjadikan pendapatan tambahan bagi masyarakat lokal ketika situs menjadi objek wisata.
Kanchanaburi telah menjadi persinggahan tentara Jepang pada era penjajahan. Di daerah ini terdapat peninggalan Jepang lainnya, yaitu Kereta Api Kematian (The Death Railway).
Bunker diduga telah ada saat pembangunan The Death Railway
Ada dugaan bahwa pembangunan bunker dilakukan sebagai tempat perlindungan tentara Jepang dan tawanan perang selama membangunan Kereta Api Kematian.
Baca Juga: BMKG: Gempa Mw 7,4 Taiwan Tidak Berdampak Tsunami di Indonesia
Untuk menaklukkan Malaya (negara Asia Tenggara di bawah kendali Kerajaan Inggris/Britania) dan Burma (kini Myanmar), Jepang membutuhkan akses transportasi, salah satunya adalah jalur kereta api di Thailand.
Oleh karena itu, invasi Jepang di Thailand yang dimulai pada 8 Desember 1941 awalnya ingin menduduki Thailand malah menjadi persekutuan tentara Jepang dengan pemerintah Thailand di bawah Jenderal Phibunsongkhram.
Kedua pihak, Jepang dan Thailand bersepakat atas negosiasi pembangunan pelabuhan, lapangan udara, dan salah satu jalur kereta api ya, yaitu Kereta Api Kematian.
Baca Juga: Dua Anggota DPR Nonton Siaran Langsung Korea Selatan VS Thailand Saat Rapat Penetapan APBN 2024
Letaknya sekitar 100 meter dari Jalan Raya 323 yang menghubungkan Sangkhlaburi menuju kawasan wisata Jalur Tiga Pagoda (Three Pagodas Pass) yang terletak di perbatasan Thailand-Myanmar.
Pembangunan Jalur Kereta Api Kematian dimulai di kedua ujung rel pada bulan Juni 1942 dan rampung dalam kurun waktu 15 bulan.
Sekitar 60.000 tawanan perang dikerahkan untuk membangun jalur kereta, ditambah 180.000 pria dari negara-negara Asia Tenggara (termasuk Thailand) dijadikan pekerja paksa.***