Hamas menamai serangan roketnya "Pedang Yerusalem", berusaha menyingkirkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan menampakkah sosoknya sebagai penjaga rakyat Palestina di Yerusalem.
Pemimpin kelompok militan, Ismail Haniyeh, menegaskan Israel telah "menyalakan api di Yerusalem dan Al-Aqsa dan api meluas ke Gaza, sehingga Israel harus bertanggung jawab atas konsekuensinya."
Baca Juga: Lanjutan Dragon Ball Super Akan Dirilis Tahun Depan, Toriyama Sebut Akan Ada Karakter Tak Terduga
Haniyeh mengungkapkan Qatar, Mesir dan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mendesaknya untuk gencatan.
Namun, seperti PortalLebak.com lansir dari Reuters, Rabu 12 Mei 2021, Hamas berpesan kepada Israel.
"Jika mereka ingin meningkat, perlawanan sudah siap, jika mereka ingin berhenti, perlawanan sudah siap," tegas Haniyeh.
Baca Juga: Pemkab Lebak Kembali Raih Opini WTP Dalam Laporan Keuangan 2020
Gedung Putih mengatakan pada hari Selasa bahwa Israel memiliki hak yang sah untuk mempertahankan diri dari serangan roket, tetapi memberikan tekanan pada Israel atas perlakuan terhadap warga Palestina.
Pemerintah Amerika Serikat menilai, dengan mengatakan Yerusalem harus menjadi tempat hidup berdampingan bagi semua yang tinggal di kota suci tersebut.***