"Bersama-sama, kami berkomitmen untuk secara kolektif mengurangi metana kami hingga 30 persen pada tahun 2030. Dan saya pikir kami mungkin bisa melampaui itu," tambah Joe Biden.
"Ini akan meningkatkan ekonomi kita, menghemat uang perusahaan, mengurangi kebocoran metana, menangkap metana untuk mengubahnya menjadi aliran pendapatan baru, serta menciptakan pekerjaan serikat pekerja dengan gaji yang baik untuk pekerja kita," paparnya.
Di antara penandatangan baru adalah Brasil - salah satu penghasil metana terbesar di dunia.
Janji tersebut sekarang mencakup enam dari 10 penghasil metana terbesar di dunia: Amerika Serikat, Brasil, Indonesia, Nigeria, Pakistan, dan Meksiko.
China, Rusia, India dan Iran, juga 10 penghasil metana teratas, belum mendaftar.
Negara-negara itu semuanya termasuk dalam daftar yang diidentifikasi sebagai target untuk bergabung dengan janji tersebut, pertama kali dilaporkan oleh Reuters dan dilansir PortalLebak.com.
"Metana adalah salah satu gas yang dapat kita potong paling cepat. Melakukan hal itu akan segera memperlambat perubahan iklim," ujar Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
Sejak pertama kali diumumkan pada bulan September 2021 dengan beberapa penandatangan, Amerika Serikat dan Uni Eropa telah bekerja agar para penghasil emisi metana terbesar di dunia, bergabung dalam kemitraan.