Dua kubu berebut pengaruh pasca-Perang Dingin dan pasokan energi, karena Rusia ingin menghentikan Ukraina bergabung dengan aliansi militer NATO.
Negara-negara Barat telah menyarankan pengendalian senjata dan langkah-langkah membangun kepercayaan untuk meredakan kebuntuan.
Ini telah mendorong mereka untuk mendesak warganya meninggalkan Ukraina, karena serangan bisa datang kapan saja. Padahal, Rusia menyangkal berencana menyerang.
“Apa yang dikatakan dan kemudian apa yang dilakukan Rusia. Kami belum melihat pasukannya mundur,” ujar Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, dalam sebuah wawancara di MSNBC.
"Kami terus melihat unit-unit penting bergerak menuju perbatasan, bukan menjauh dari perbatasan," ujarnya.
Baca Juga: PRMN dan KNPI Jawa Barat Kolaborasi Cetak Content Creator, Berdayakan Ribuan Pemuda dan Pemudi
Intelijen Estonia mengetahui sekitar 10 kelompok tentara bergerak menuju perbatasan Ukraina.
Diperkirakan sekitar 170.000 tentara telah dikerahkan, kata Mikk Marran, direktur jenderal Badan Intelijen Luar Negeri Estonia.
Serangan itu akan mencakup pemboman rudal dan pendudukan "medan utama," tambahnya.