Korea Utara Ancam akan Serang Dengan Senjata Nuklir Korea Selatan Menyerang

- 5 April 2022, 14:30 WIB
Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri upacara peletakan karangan bunga di Mausoleum Ho Chi Minh di Hanoi, Vietnam
Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri upacara peletakan karangan bunga di Mausoleum Ho Chi Minh di Hanoi, Vietnam /Foto: REUTERS/JORGE SILVA/

PORTAL LEBAK - Korea Utara menentang perang tetapi akan menggunakan senjata nuklir jika Korea Selatan menyerang.

Hal ini ditegaskan, Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Kim Jong Un, pada Selasa, 5 April 2022, sebagai peringatan yang menurut para analis ditujukan ke presiden konservatif, di Korea Selatan.

Kim Yo Jong, seorang pejabat senior di pemerintah dan partai yang berkuasa, mengatakan itu adalah "kesalahan yang sangat besar" bagi menteri pertahanan Korea Selatan.

Baca Juga: Pentagon Umumkan Telah Menonaktifkan Dua Satelit Pelacak Rudal di Tengah Isu Perang Nuklir, Ini Alasannya

Ini setelah dia membuat pernyataan baru-baru ini yang membahas serangan terhadap Korea Utara, kantor berita negara KCNA yang dilansir Reuters dan dikutip PortalLebak.com, melaporkan.

Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook mengatakan pada hari Jumat pekan lalu, bahwa militer negaranya memiliki berbagai rudal.

Kemampuan rudal dengan jangkauan, akurasi dan kekuatan yang ditingkatkan secara signifikan, secara akurat dan cepat mengenai target apa pun di Korea Utara.

Baca Juga: California Didesak Menjaga Pasokan Listrik dari Pembangkit Nuklir Tetap Terbuka Agar Kurangi Pemanasan Global

Kedua Korea telah meningkatkan kekuatan militer setelah Korea Utara melakukan uji coba berbagai rudal yang semakin kuat tahun ini.

Para pejabat di Seoul dan Washington juga khawatir negara itu mungkin bersiap untuk melanjutkan uji coba senjata nuklir, pertama kalinya sejak 2017, di tengah negosiasi yang macet.

Kim dan pejabat Korea Utara lainnya mengeluarkan pernyataan sebelumnya pada hari Minggu mengutuk pernyataan Suh.

Baca Juga: Serie A Italia: Inter Milan Menang Tipis dari Juventus Lewat Penalti yang Kontroversial

Ini sekaligus memperingatkan bahwa Pyongyang akan menghancurkan target utama di Seoul, jika Selatan mengambil "tindakan militer berbahaya" seperti serangan pendahuluan.

Kritik Kim kemungkinan besar ditujukan pada Presiden terpilih Korea Selatan Yoon Suk-yeol, yang telah menyerukan pertahanan yang lebih kuat terhadap ancaman Korea Utara.

Seperti diungkapkan oleh Rachel Minyoung Lee, seorang analis dari proyek 38 North yang berbasis di AS, yang memantau Korea Utara.

Baca Juga: Kebijakan BLT Minyak Goreng Lebih Baik, Dibanding Penerapan Harga Subsidi

"Komentar 'serangan pendahuluan' Yoon menjadi berita utama beberapa bulan lalu, dan Pyongyang memanfaatkan pernyataan Suh untuk menunjukkan pemerintahan Korea Selatan yang akan datang," kata Minyoung Lee.

"Korea Utara sejauh ini menahan diri untuk tidak mengkritik Yoon pada tingkat otoritatif apa pun, tetapi tampaknya itu meletakkan dasar untuk itu," tambahnya.

Pernyataan itu menunjukkan Pyongyang sedang mempersiapkan publik Korea Utara untuk kemungkinan perubahan dalam hubungan antar-Korea begitu Yoon menjabat pada Mei, tambah Lee.

Baca Juga: Cara dan Link Penukaran Uang Tunai Oleh Bank Indonesia Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2022

Delegasi dari tim Yoon berada di Washington minggu ini untuk bertemu dengan pejabat AS.

Tim menegaskan kembali komitmen mereka untuk membela Korea Selatan, menurut sebuah pernyataan oleh Departemen Luar Negeri AS.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah