Cina Selatan Dilanda Hujan Lebat, Banjir Melanda di Banyak Kawasan Kota dan Pedesaan

- 20 Juni 2022, 11:53 WIB
Pemandangan udara menunjukkan petugas penyelamat dan banjir di dekat Jembatan Shuinan setelah hujan lebat di Jianou, provinsi Fujian, Cina 19 Juni 2022. Gambar diambil 19 Juni 2022 dengan drone.
Pemandangan udara menunjukkan petugas penyelamat dan banjir di dekat Jembatan Shuinan setelah hujan lebat di Jianou, provinsi Fujian, Cina 19 Juni 2022. Gambar diambil 19 Juni 2022 dengan drone. /Foto: VIA REUTERS/CHINA DAILY/

PORTAL LEBAK - Sebagian besar wilayah Cina Selatan dilanda badai hebat, memicu banjir di kota-kota dan tanah longsor di daerah pedesaan.

Padahal, saat ini terdapat hujan musim panas pertama, yang mencapai puncak kekuatannya di kawasan Cina Selatan.

Jalan-jalan berubah menjadi sungai yang meluap ketika mobil dan rumah satu lantai tersapu banjir di setidaknya dua kabupaten di provinsi Guizhou, barat daya China, pada Sabtu, 18 Juni 2022.

Baca Juga: Banjir Disebabkan Hujan Lebat dan air Rob Laut yang Melanda 3 Kecamatan di Buton Utara Mulai Surut

Menurut video yang beredar di media sosial China, yang dilansir PortalLebak.com dari Reuters, curah hujan di beberapa daerah merupakan yang terparah dalam 60 tahun terakhir.

Di wilayah otonomi tetangga Guangxi, lima penduduk desa tewas ketika sebuah rumah yang dibangun dari kayu ambruk setelah diguyur hujan deras, kata media pemerintah, Sabtu.

Curah hujan lebat akan bertahan di provinsi Guizhou, Jiangxi, Anhui dan Zhejiang, serta di Guangxi, hingga awal minggu depan.

Baca Juga: Penahan Air Laut Jebol, Daerah Tanjung Emas Semarang Banjir Rob Lebih dari 1 Meter

Menurut prakiraan cuaca negara bagian pada hari Minggu, sebagai jendela hujan yang dikenal sebagai puncak "air perahu naga".

Di Cina selatan, minggu-minggu sebelum dan sesudah Festival Perahu Naga di awal Juni 2022, secara tradisional ditandai dengan cuaca yang tidak menentu.

Hujan juga melanda, karena udara hangat dan lembab di selatan, bertabrakan dengan massa udara yang lebih dingin dari utara Cina.

Baca Juga: Otoritas LTMPT Tegas akan Tindak Peserta SBMPTN yang Lakukan Kecurangan

Badai awal musim panas memiliki intensitas yang lebih besar dan lebih lama dari biasanya tahun ini.

Tercatat curah hujan di Guangxi, Guangdong dan Fujian pada level tertinggi sejak 1961, menurut biro cuaca setempat.

"Udara dingin dan hangat telah menyatu di Cina selatan, dan kedua belah pihak telah memasuki kebuntuan dan tarik ulur," ucap Wang Weiyue, seorang analis di weather.com.cn, cabang dari Administrasi Meteorologi Cina.

Baca Juga: Lagu KPop Diduga Plagiat Ala 'My Teenage Girl' Dapat Hak Cipta Di KOMCA, Soyeon (G)I-DLE Hadapi Reaksi Netizen

Cina secara historis rentan terhadap banjir musim panas, tetapi belakangan ini, menjadi lebih rentan karena deforestasi, reklamasi lahan basah dan penyimpanan air untuk pembangkit listrik dan irigasi. Perubahan iklim juga disalahkan.

Pada Juli 2021, ratusan orang tewas ketika banjir ekstrem melanda Zhengzhou, sebuah kota berpenduduk 12 juta di China tengah, beberapa di antaranya tenggelam di jalur kereta bawah tanah yang terendam.

Hujan yang sedang berlangsung di Cina selatan diperkirakan akan mereda di sekitar titik balik matahari musim panas, pada Selasa, 21 Juni 2022.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x