"Ini adalah peristiwa yang benar-benar epik," kata Haneberg.
Baca Juga: Kepergian Vettel Membuat Pembalap Lain Masuk Ring Formula Satu F1 di Grand Prix Hongaria
Banjir ini terjadi dua minggu setelah banjir bandang yang dipicu oleh hujan menggenangi komunitas Appalachian, di tepi sungai Whitewood, di barat daya Virginia, dekat perbatasan Kentucky.
Lereng bukit yang curam dan lembah yang sempit di kawasan itu membuatnya rentan terhadap banjir.
"Meningkatnya frekuensi dan tingkat keparahan banjir akibat hujan di wilayah Appalachian merupakan gejala dari perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia," kata Haneberg.
Peristiwa banjir "akan menjadi lebih ekstrim dan sering, tetapi sulit untuk memprediksi seberapa ekstrim dan seberapa sering mereka akan terjadi di masa depan," katanya dalam sebuah wawancara.
Di Garrett, Kentucky, sebuah kota pertambangan batu bara sekitar 200 km timur Lexington, air banjir berwarna coklat berputar-putar melalui jalan komersial dan mundur ke depan toko, seperti ditunjukkan satu klip video.
Perahu penyelamat membawa orang-orang yang mengenakan jaket pelampung di sepanjang jalan yang terendam air, melewati bagian atas kendaraan yang menerobos air yang tinggi.
Baca Juga: Tiga Bocah SMP Mau Tawuran Bawa Senjata Tajam di Bogor Diamankan Patroli Polsek Cibinong