Dalam Webinar Guru Besar Universitas Airlangga Bahas Wakaf Jadi Lifestyle Anak Muda

- 18 Oktober 2021, 22:43 WIB
Dalam Webinar Guru Besar Universitas Airlangga Giatkan Wakaf Jadi Lifestyle Anak Muda
Dalam Webinar Guru Besar Universitas Airlangga Giatkan Wakaf Jadi Lifestyle Anak Muda /Foto : Humas DD/

PORTAL LEBAK - Dalam Webinar dijelaskan, bahwa pada masa Ottoman Empire, wakaf berkembang dengan sangat luas. Orang-orang pada masa itu lahir di rumah wakaf. Setiap orang tidur di atas ranjang-ranjang aset wakaf, makan dan minum dari properti wakaf, membaca buku-buku bacaan dari hasil perkembangan wakaf, belajar di sekolah wakaf, beribadah di masjid wakaf, bahkan mendapatkan gaji dari hasil pemanfaatan aset wakaf-wakaf, hingga ketika seseorang meninggal, dikuburnya pun di tanah wakaf.

Maka, dari situ dapat dilihat bahwa pada masa Ottoman Empire, wakaf dapat dimanfaatkan ke dalam segala bidang yang menjadi aktivitas manusia sejak lahir hingga meninggal. Di antaranya ada pada bidang kesehatan, sosial, kebutuhan pokok, pendidikan, ibadah, hingga makam dari aset wakaf. Maka benar dikata, bahwa wakaf dapat membantu pemerintah mengurangi pengeluaran negara. Prof. Dr. Raditya Sukmana SE., MA, Guru Besar Universitas Airlangga adalah salah satu orang yang setuju dengan pernyataan ini.

Pada acara Webinar Wake Up Wakaf “Hijrah dan Kebangkitan Ekonomi Berbasis Wakaf” yang diselenggarakan secara daring, pada Kamis lalu 7 Oktober 2021, ia mengatakan hal tersebut.

Baca Juga: LKC Dompet Dhuafa Layani Pengobatan Gratis Bagi Masyarakat di Gerai Sehat Ulin Nuha Bogor

“Saya setuju dengan pendapat bahwa jika ingin membantu pemerintah mengurangi ekspeditur atau pengeluaran negara, maka kembangkan wakaf. Apabila ingin keluar atau terhindar dari riba, maka kembangkanlah wakaf", ujar Guru besar ini.

Hal tersebut sebab apabila orang-orang kaya banyak membangun sekolah, rumah sakit, pasar, dan infrastruktur-infrastruktur lainnya, maka pengeluaran pemerintah akan berkurang karena kegiatan-kegiatan sosial sudah dibiayai oleh masyarakat. Yang mulanya pengeluaran pemerintah itu defisit karena lebih besar dari pendapatan, akan memperkecil pengeluaran tersebut.

Dari contoh pengelolaan wakaf sebagai tiang keuangan pada masa Ottoman Empire, dapat disimpulkan bahwa wakaf memiliki fleksibilitas dalam pemanfaatan dan pendistribusiannya. Termasuk dalam hal-hal perkembangan teknologi dan juga aktivitas-aktivitas kecil masyarakat. Dengan begitu, maka potensi wakaf untuk menstabilkan ekonomi sangatlah besar.

Baca Juga: Pasca Banjir Cigudeg, DMC Dompet Dhuafa Buat Dapur Umum dan Bronjong Jembatan Darurat

Raditya Sukmana mencontohkan, hal yang mungkin jarang diketahui orang adalah wakaf dalam bentuk bidang energi. Amana (Waqf Fund Management) mengubah masjid Hassan Bin Thabit di wilayah A'Seeb, provinsi Muskat, menjadi masjid bertenaga surya yang beroperasi di siang hari. proyek ini mengurangi konsumsi daya hingga 40% dan dapat menghemat daya sebesar 2%. masjid yang menempati area seluas 130 meter persegi ini menggunakan panel surya berkekuatan 10 Kilowatt yang dipasang berkat bekerjasama dengan perusahaan kecil dan menengah.

Halaman:

Editor: Didin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x