Museum Macan Persembahkan Pertunjukan Perdana Seni Wayang Eksperimental

- 31 Oktober 2023, 01:06 WIB
Museum Macan persembahkan pertunjukan perdana wayang eksperimental  Pertunjukan sirkus di pengasingan: Oyong-oyong Ayang-ayang Jumaadi dan The Shadow Factory.
Museum Macan persembahkan pertunjukan perdana wayang eksperimental Pertunjukan sirkus di pengasingan: Oyong-oyong Ayang-ayang Jumaadi dan The Shadow Factory. /Foto: ANTARA/H.O Museum Macan./

Kami mencoba menciptakan kembali wayang dengan mengeksplorasi media kertas, sejarah dan musik.
PORTAL LEBAK - Museum MACAN mempersembahkan pertunjukan Sirkus pertama di Tanah Pengasihan: Oyong-oyong Ayang-ayang dari Jumaadi dan The Shadow Factory bersamaan dengan pembukaan pameran terbarunya, Voices Against Reason.

Pertunjukan wayang kreatif ini menampilkan ratusan wayang kertas dengan berbagai ukuran dan bentuk. Tiap wayang kertas melambangkan suatu segmen peristiwa dan dibawakan dengan terampil oleh dua orang dalang di atas dua proyektor overhead (OHP), diiringi musik eksperimental.

Karya tersebut diadaptasi dari kisah 823 pejuang pergerakan kemerdekaan Indonesia yang diasingkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda ke Boven Digoel, Papua, pada tahun 1926.

Baca Juga: Presiden Jokowi Akrab Dengan Pegiat Seni, Mereka Dijamu Makan Malam Bersama Para Nenteri di IKN

Di tengah kesulitan yang melanda, para pejuang ini beralih pada musik dan seni untuk mempertahankan semangat hidup. Mereka menggunakan perkakas seadanya, seperti paku, bilah cangkul, kaleng kosong, rantang, dan peralatan makan untuk menciptakan seperangkat gamelan.

Pada tahun 1942, setelah Jepang mengambil alih Hindia Belanda, para pejuang ini dilarikan ke Australia dan memboyong gamelan ini ke sana. Setelah kemerdekaan, sebagian dari para pejuang kembali ke tanah air.. Namun nasib sebagian besar dari mereka tidak diketahui karena kisah mereka tidak lagi diceritakan.

Melalui perpaduan seni rupa, musik, dan puisi, Jumaadi dan Shadow Factory menata ulang pertunjukan wayang kulit masa kini dengan menampilkan kreasi yang jenaka, meresahkan namun tetap terasa familiar.

Baca Juga: Festival Teater Banten ( FTB) 2023, Gaungkan Semangat Ekosistem Seni dan Budaya

Menjelajahi kertas dan musik yang mengajak kita merasakan keindahan Indahnya ketenangan dan melihat bagaimana seni memberi semangat bagi kita untuk eksis..
Jumaadi dikenal sebagai Sirkus di Tanah Pengasingan: Oyong-oyong Ayang-ayang adalah kisah kelangsungan hidup, pentingnya seni dan keindahan bagi umat manusia.

Pengunjung akan menyaksikan kisah migrasi dan pengungsian, wawasan tentang indahnya ketahanan, eksplorasi keberanian dan kebebasan berekspresi.. Namun karya ini juga memunculkan pertanyaan tentang relevansi wayang di era digital ini..

"Selama 1,5 tahun terakhir mengembangkan proyek ini, kami telah mencoba menata ulang wayang dengan mengeksplorasi medium kertas, cerita, dan musik, dan kami dapat menyajikan pertunjukan langsung dengan ratusan guntingan kertas dalam berbagai bentuk dan ukuran," ucapnya dalam keterangan yang diterima, Jumat.

Halaman:

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x