Remaja perempuan banyak yang tidak sadar kesehatan, saat mengidap skoliosis

- 26 November 2023, 22:12 WIB
Remaja perempuan banyak yang tidak sadar mengidap skoliosis Ilustrasi membungkkan badan untuk memeriksa adakah apakah punggung dan bahu asimetris sebagai satu prediktor skoliosis.
Remaja perempuan banyak yang tidak sadar mengidap skoliosis Ilustrasi membungkkan badan untuk memeriksa adakah apakah punggung dan bahu asimetris sebagai satu prediktor skoliosis. /Foto: ANTARA News/Lia Wanadriani/

PORTAL LEBAK - Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi RS Cipto Mangunkusumo dr.
Andra Hendriarto Sp.OT(K), mengatakan anak remaja terutama perempuan usia 10-20 tahun seringkali tidak sadar memiliki kurva melengkung pada tulang belakang atau skoliosis.

“Kalau ada yang menderita skoliosis pasien sendiri belum tentu sadar kecuali pasien bercermin dan orang tua melihat. Biasanya (pengidap) skoliosis adalah usia remaja 10-20 tahun,” ucap Andra dalam diskusi kesehatan yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.

Dokter lulusan Universitas Indonesia itu mengatakan skoliosis pada anak remaja biasanya terlihat dari tinggi pundak yang tidak sama, ada lipatan tambahan di punggung, tulang pinggang yang lebih tinggi dan jika diraba ada satu sisi yang menonjol dari sisi lainnya.

Baca Juga: Ahli kesehatan tegaskan pentingnya mencegah neuropati perifer yang merusak saraf pada penderita diabetes

Selain itu, skoliosis juga ada yang bersifat bawaan dari lahir yang ditandai dengan kelainan jantung. Pada pasien skoliosis bawaaan lahir, tulang yang terus bertumbuh akan membuat tulang punggung semakin membengkok lebih dari 50 derajat.

Skoliosis dikhawatirkan akan mengganggu struktur di rongga dada serta organ tubuh yang ada di dalamnya.

“Ada paru-paru dan jantung sehingga fungsi paru bisa berkurang, fungsi jantung berkurang, pasien mudah sesak dan sulit beraktivitas. Jika kita bisa mencegah dan menghentikan perkembangannya, fungsi paru-paru dan jantung akan membaik,” kata Andra.

Baca Juga: Ahli kesehatan tegaskan pentingnya mencegah neuropati perifer yang merusak saraf pada penderita diabetes

Dokter yang juga aktif di RS Universitas Indonesia ini mengatakan, jika ada anggota keluarga, terutama remaja, yang diduga menderita skoliosis, sebaiknya segera dibawa ke dokter ortopedi untuk mendapatkan pengobatan.

Tulang dipelintir dengan menguji otot panggul dan kemungkinan terjadinya kemiringan tulang akibat panjang kaki yang tidak sama.

Selain itu, pasien skoliosis seringkali mengalami kekurangan vitamin D, sehingga dokter juga akan memberikan vitamin dan melakukan scan CT dan MRI untuk melihat apakah ada gangguan fungsi paru-paru dan jantung.

Baca Juga: Ganjar Pranowo dan Mahud MD ikut senam kesehatan bersama masyarakat Kalimantan Barat

Tidak hanya pada remaja dan bawaan, skoliosis juga sering menyerang orang lanjut usia karena prosesnya Penuaan menyebabkan tulang rawan menipis, ketidakseimbangan otot, berat badan berlebih, dan kurang tidur sikap.

Pada orang lanjut usia, skoliosis ditandai dengan postur tubuh yang bungkuk atau kurangnya fleksibilitas dalam bergerak.

“Yang bikin dia bungkuk adalah posisi tidurnya yang kurang nyaman, mungkin dia meringkuk, kasurnya terlalu empuk, bebannya terlalu berat, dan dia tidur miring setiap hari sehingga sendi kasurnya roboh,” kata Andra.

Baca Juga: Gibran Rakabuming Raka nilai tuduhan ijazah palsu sebagai fitnah keji

Bila kelengkungan tulang belakang kurang dari 30 derajat, penanganan skoliosis bisa dilakukan di rumah, misalnya dengan berenang bebas dua kali seminggu selama 30 hingga 40 menit, kata Andra.

Anda juga bisa melakukan peregangan dengan berpegangan pada kusen pintu dan mengayunkan kaki Anda, badan maju mundur.

Aktivitas fisik lainnya seperti posisi plank juga bisa dilakukan selama 30 detik sampai satu menit dengan gerakan yang sudah diteliti, cari di internet, gerakan ini bertujuan untuk meregangkan otot-otot yang kencang karena tulang ditekuk ke sisi belakang.

Baca Juga: Meriahkan Hari Guru Nasional 2023, Civitas Al-Qudwah: Perkuat Solidaritas dan Junjung Mutu Pendidikan

Tindakan operasi bisa dilakukan jika sudut kemiringan sudah di atas 45 derajat dan tulang masih bertumbuh karena dikhawatirkan sudut kemiringan akan bertambah.

Selain itu, pada pasien dengan skoliosis saat remaja bisa berisiko bertambah kemiringannya hingga 60 derajat sehingga disarankan melakukan operasi.

“Seiring perkembangan ilmu, banyak yang tidak menunggu di atas 45 derajat, 30 derajat sudah dilakukan tindakan tapi bukan dipasang pen, ada kait lentur supaya sisi yang cembung tidak bertambah,” kata Andra.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah