Profesor Kedokteran di Korea Selatan Mengundukan Diri Massal, Akibatnya Layanan Medis Memburuk

- 24 Maret 2024, 19:29 WIB
Staf medis berjalan melewati sebuah rumah sakit di Daegu, Korea Selatan, 15 Maret 2000.
Staf medis berjalan melewati sebuah rumah sakit di Daegu, Korea Selatan, 15 Maret 2000. /Foto: ANTARA/Lee Sang - ho /Xinhua/tm Seoul/

“Pemerintah akan lebih memperkuat sistem tanggap medis darurat untuk meminimalkan gangguan terhadap layanan medis yang disebabkan oleh aktivitas industri,” kata Menteri Cho.

Pemerintah Korea menegaskan bahwa rencana penambahan jumlah mahasiswa kedokteran menjadi 2.000 orang tidak dapat dinegosiasikan dan pemerintah berjanji akan bertindak sesuai dengan hukum dan prinsip.

Baca Juga: Guru Sejarah Sebanten ikuti Diklat Peningkatan Kompetensi Pendidikan Dengan BBPPMPB BISPAR

Aksi tersebut dimulai dengan tindakan administratif berupa penangguhan izin dokter yang melakukan mogok kerja karena gagal memenuhi tenggat waktu kembali bekerja yang ditetapkan pemerintah pada akhir bulan lalu.

Penangguhan tersebut akan berlaku Selasa depan untuk beberapa dokter. Berdasarkan undang-undang kedokteran Korea Selatan, dokter yang menolak perintah negara untuk kembali bekerja dapat menghadapi skorsing setidaknya tiga bulan, serta dakwaan dari jaksa.

Sebelumnya, sebuah asosiasi pasien yang sakit parah meminta pemerintah untuk memberikan solusi praktis dan meminta para dokter untuk menahan diri, dengan mengatakan bahwa pemogokan guru dalam situasi saat ini sama saja dengan hukuman mati bagi pasien.***

Halaman:

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x