Kemenkes: Tetap terapkan protokol kesehatan untuk mengidentifikasi COVID-19 varian KP 1 dan KP 2

- 23 Mei 2024, 11:20 WIB
Ilustrasi Melansir dari RRI, Kementerian kesehatan Singapura menjelaskan bahwa kasus infeksi Covid-19 di Singapura mengalami lonjakan/freepik.com/@Drazen Zigic
Ilustrasi Melansir dari RRI, Kementerian kesehatan Singapura menjelaskan bahwa kasus infeksi Covid-19 di Singapura mengalami lonjakan/freepik.com/@Drazen Zigic /

Ia mengatakan, per 3 Mei 2024, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan KP.2 sebagai varian dalam pengawasan (VUM). Namun, tidak ada bukti bahwa varian KP 1 dan KP 2 lebih mudah menular atau lebih parah dibandingkan varian COVID-19 lainnya.

Dikatakannya, berdasarkan data Global Initiative for Influenza Data Sharing (GISAID) yang dihimpun ASEAN Virtual Biodiaspora Center per 19 Mei 2024, varian COVID-19 yang beredar di negara-negara ASEAN pada 2023-2024 sebagian besar adalah JN.1.

Baca Juga: Event Seba Badui 2024 di Rangkasbitung Berjalan Lancar Berkat Pasokan Listrik Andal dari PLN

Varian KP yang terdeteksi di ASEAN tidak hanya beredar di Singapura, tapi juga di Malaysia, Thailand, dan Kamboja. Ia mengatakan di Indonesia varian KP belum ditemukan.

“Hingga Mei 2024, kasus COVID-19 yang beredar di Indonesia sebagian besar merupakan subvarian Omicron JN.1.1, JN.1 dan JN.1.39. Sedangkan untuk subvarian KP tidak ditemukan,” ujarnya.

Meninjau kasus varian KP.1 dan KP.2 di Singapura, Mohammad Syahril menegaskan tidak perlu menerapkan pembatasan perjalanan. Demikian informasi yang diumumkan Kementerian Kesehatan Singapura.

Baca Juga: Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim Akan Hentikan Kenaikan UKT Yang Tidak Wajar

“Menurut informasi yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Singapura, berdasarkan penilaian risiko saat ini, tidak ada urgensi untuk memberlakukan pembatasan perjalanan ke atau dari Singapura,” tegasnya.

Namun, ia mengingatkan, situasi endemik bukan berarti COVID-19 sudah hilang, melainkan dalam keadaan terkendali. Artinya, selalu ada kemungkinan munculnya varian atau subvarian baru yang dapat menyebabkan peningkatan kasus atau kematian.

Masyarakat tetap tetap menerapkan protokol kesehatan (stimulus) seperti mencuci tangan dan menggunakan masker saat sakit, meski berada di tempat/kendaraan ramai.

Halaman:

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah