PORTAL LEBAK - Hari Kemanusiaan Sedunia (World Humanitarian Day) diperingati setiap tanggal 19 Agustus.
Hari peringatan ini dilatarbelakangi oleh terjadinya tragedi pengeboman di kantor pusat PBB di Baghdad yang menewaskan 22 orang relawan kemanusiaan pada 19 Agustus 2003.
Hari Kemanusiaan Sedunia ditetapkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 19 Agustus 2008 guna meningkatkan kesadaran publik untuk menjadi pelaku kemanusiaan dan bermanfaat bagi orang yang membutuhkan bantuan.
Baca Juga: Tak Sabar Mendaki Lagi? Ini Info Buka dan Tutup Jalur Pendakian Gunung di Indonesia
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam rangka memperingati Hari Kemanusiaan Sedunia memberikan himbauan kepada masyarakat Indonesia melalui melalui video pada akun facebook resmi BNPB yang diunggah pada 19 Agustus 2020 pukul 08.30 WIB.
“Hari ini Indonesia dan Dunia sedang berjuang melawan Covid-19. Dampaknya tidak hanya kesehatan semata tapi juga masalah ekonomi, sosial, budaya, dan ketahanan pangan,” ujar Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan.
“Saatnya semua orang saling bantu, semua orang punya peran. Selamat hari kemanusiaan sedunia tahun 2020. Jadilah pahlawan sekitar kita,” tambah Lilik.
Baca Juga: Gelar Lomba Video Grafis, Kementan Siapkan Hadiah Puluhan Jutaan Rupiah
Di masa pandemi global Covid-19, hari kemanusiaan ini dijadikan salah satu momentum membangun kesadaran masyarakat dalam menghadapi wabah ini.
Di Indonesia saja per Rabu 19 Agustus 2020 tercatat kasus positif Covid-19 mengalami kenaikan menjadi 144.945 orang.
Sebagaimana unggahan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) di situs resmi unocha.org, World Humanitarian Day (WHD) tahun 2020 hadir saat dunia terus memerangi pandemi Covid-19.
Baca Juga: 17 Agustusan Berujung Duka, 23 Tersambar Petir di Cilograng Lebak, 3 Tewas
Pekerja kemanusiaan sedang mengatasi cobaan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk membantu orang-orang dalam krisis kemanusiaan di banyak negara.
Kegiatan kemanusiaan berfokus pada apa yang mendorong umat manusia untuk terus menyelamatkan dan melindungi nyawa meskipun ada konflik, ketidakamanan, kurangnya akses, dan risiko yang terkait dengan COVID-19.***