Menko PMK: Stunting adalah neraka bagi pembangunan manusia RI

5 Juli 2023, 07:34 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam konferensi pers Hari Keluarga Nasional 2023 pada Selasa 4 Juli 2023, di Palembang, Sumatera Selatan. /Foto: ANTARA/Hreleita Dharma Shanti/

PORTAL LEBAK - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan masalah stunting telah menjadi neraka yang menghambat pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang lebih berkualitas di Indonesia.

“Saya harus mengatakan bahwa kita sedang berusaha melindungi keluarga kita dari neraka sekarang. Neraka tidak boleh setelah kematian, tetapi juga neraka di bumi,” kata Menko PMK pada konferensi pers Hari Keluarga Nasional 2023 di Palembang. Sumatera Selatan pada Selasa, 4 Juli 2023.

Menko PMK menegaskan, percepatan penurunan stunting menjadi isu utama pemerintah Indonesia saat ini, mengingat angka penetrasi 21,6 persen pada 2022 menurut SSGI, atau dibandingkan tahun lalu yang sebesar 24,4 persen. Angkanya masih tinggi, karena pengaruh buruknya cukup menantang.

Baca Juga: Ribuan Anak di kabupaten Lebak Banten Menderita Stunting, Butuh Kerjasama Mengatasinya

Menurut pernyataan Kementerian Kesehatan, penurunan dapat memperlambat perkembangan otak, dengan efek jangka panjang berupa kecacatan intelektual, kemampuan belajar yang buruk, dan perkembangan penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan obesitas. .

“Kalau (penurunan) ini tidak dilawan, akan sulit (bagi kita) untuk menjadi negara maju, dan dibandingkan dengan kondisi menjadi negara maju, bebas dari stunting,” kata Muhadjir.

Isu lain yang ia soroti adalah kemiskinan ekstrem, di mana angka kemiskinan ekstrem nasional sebesar 2,04 persen atau 5,59 juta orang pada Maret 2022, menurut data BPS.

Baca Juga: Percepat Penurunan Stunting, Pemda Lebak Jadi Tuan Rumah Rakorda Program Bangga Kencana Provinsi Banten

Angka itu juga di bawah data Maret 2021 yang sebesar 2,14 persen atau 5,8 juta orang. Dalam konteks ini, pemerintah menargetkan pengentasan kemiskinan ekstrem yang menjadi salah satu penyebab penurunan tersebut dengan target nol persen pada 2024.

Muhadjir melanjutkan dengan tantangan lain yang dihadapinya berupa banyaknya penyakit sosial yang semakin marak dan harus diwaspadai. Misalnya, dari penggunaan narkoba hingga pemikiran delusi yang mengarah ke ekstrem seperti serangan teroris.

Ketiga masalah ini, dikutip PortalLebak.com dari Antara, dianggap sebagai tantangan terbesar yang harus dihadapi untuk mewujudkan Indonesia yang maju.

Baca Juga: Sri Mulyani: Surplus anggaran pemerintah sebesar Rp 152,3 triliun pada paruh pertama tahun 2023

Oleh karena itu, Muhadjir meminta agar peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30 Tahun 2023 yang berpuncak pada 6 Juli 2023 di Banyuasin, Sumatera Selatan, dapat dijadikan sebagai katalisator bagi semua pihak untuk mempererat kerjasama guna mewujudkan keluarga yang berkualitas dan bahagia tanpa penundaan.

“Pemerintah sangat memperhatikan perkembangan keluarga. Mengapa keluarga ini penting? Karena keluarga ini adalah unit terkecil di negara. Secara teori, jika keluarga baik dan bahagia, maka negara juga bahagia, ujarnya.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler