Vaksin Covid-19 Gratis, Siapa Divaksin Terlebih Dahulu?

- 31 Desember 2020, 00:15 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (29/12/2020).
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (29/12/2020). /Humas Setneg/

PORTAL LEBAK - Presiden Joko Widodo meminta agar vaksinasi Covid-19 dilakukan di seluruh Indonesia dan menekankan pentingnya kehati-hatian dalam melakukan vaksinasi.

Selanjutnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, pemerintah akan memberi vaksin Covid-19 kepada masyarakat secara bertahap, yang dimulai dengan tenaga kesehatan (nakes).

Pemberian vaksinasi kepada nakes harus dilakukan bersamaan, karena mereka adalah garda terdepan dalam mengatasi pandemi Covid-19.

"Tahap pertama yang akan dilakukan adalah vaksinasi ke tenaga atau ke petugas kesehatan. Di Indonesia ini ada 1,3 juta orang di 34 provinsi. Rencananya akan dilakukan dalam rentang waktu 1-3 bulan,” ujar Menkes dalam keterangan pers, seperti yang dilansir PortalLebak.com dari laman setneg.go.id, di Kantor Presiden, Selasa 29 Desember 2020.

Baca Juga: Warga Negara Asing Dilarang Masuk Indonesia, Ini Sebabnya.

Baca Juga: Aa Gym Umumkan Dirinya Positif Covid-19

Tahap kedua, pemerintah akan melakukan vaksinasi kepada petugas publik yang berjumlah sekitar 17,4 juta orang.

"Ini harus dilakukan di seluruh Indonesia berbarengan karena siapapun dia tenaga kerja tenaga kesehatan ini, baik dia berlokasi di Aceh, berlokasi di Jogja, berlokasi di Papua mereka adalah sama-sama garda terdepan yang paling penting untuk kita menghadapi pandemi Covid-19 ini,” papar Budi mengutip arahan Presiden.

Untuk tahap vaksinasi selanjutnya yang menjadi sasaran adalah masyarakat lanjut usia, di atas 60 tahun, berjumlah sekitar 21,5 juta orang. Sedangkan tahap vaksinasi Terakhir adalah untuk masyarakat umum.

Meski demikian, Budi menilai perlu waktu untuk memastikan bahwa vaksin yang akan digunakan bisa aman untuk warga usia di atas 60 tahun.

Seperti diketahui, Vaksin Sinovac yang dipesan pemerintah Indonesia, juga diuji klinis di Turki dan Brazil. Pengujian vaksin termasuk diberikan ke kelompok usia di atas 60 tahun.

Namun uji klinis tahap 3 vaksin itu yang dilakukan di Bandung diberikan pada masyarakat dengan rentang usia 18-59 tahun.

Baca Juga: Operasi Wisatawan Masuk Puncak, Kapolres Bogor: Kami Anjurkan Tahun Baru di Rumah Saja

Baca Juga: Gisel Tersangka Kasus Video Syur, Ini Pasal yang Menjeratnya

Terkait hal ini, kemenkes telah kontak dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengkoordinasikan hal ini sehingga nanti BPOM akan melengkapi data sebelum mengambil keputusan akhir mengenai rentang usia yang bisa diberikan vaksin.

"Hasil diskusi kita dengan ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization), secara scientific memang disarankan menggunakan vaksin Sinovac sesuai dengan yang diuji klinis tiga-kan di Bandung," ungkap Budi.

Setelah konfirmasi dari BPOM bahwa vaksin Sinovac dapat digunakan pada usia lansia, maka Kemenkes akan menerapkan vaksinasi ke lansia.

Menkes Budi menambahkan terdapat empat jenis vaksin yang akan didatangkan ke Indonesia.

"Otomatis keragaman itu akan ada. Karena sebagian besar vaksin kita akan datang mungkin sekitar semester kedua atau akhir kuartal kedua 2021, itu sebabnya kenapa kalau kita lihat tadi tahapannya lansia kita taruh agak ke belakang karena kita ingin memastikan bahwa semua data scientific mengenai pemberian vaksin ke grup lansia ini BPOM sudah merasa yakin," pungkasnya.

Dalam keterangan persnya, Menkes menegaskan bahwa vaksinasi akan dimulai sesudah ada persetujuan atau emergency use authorization dari BPOM.

Baca Juga: Italia Mulai Suntikkan Vaksin Covid-19 dari Pfizer dan BioNTech ke Warga Kota Roma

Baca Juga: Indonesia Negara Mitra Resmi Pertama Di Asia Tenggara Pada Eksibisi Global Hannover Messe

Pasalnya BPOM sudah bekerja sama baik dengan Kementerian Kesehatan serta berkomunikasi dengan otoritas di Turki, Brazil, dan China.

"Saya percaya BPOM bisa mengambil keputusan yang independen dan berdasarkan kepada sains," tutup Menkes Budi Gunadi Sadikin. ***

Editor: Muhamad Al Azhari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x