Pemilu 2024 Hanya Pintu Pertahankan Oligarki, Pengamat Budaya Eros Djarot: Ayo Lakukan Perlawanan

- 3 Maret 2024, 18:10 WIB
Politisi dan Budayawan Eros Djarot (kedua kiri) ajak masyarakat sipil khususnya pendukung pasangan calon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, untuk melawan segala bentuk ketidakadilan yang terjadi di Pemilu 2024 negeri ini, Sabtu 2 Maret 2024.
Politisi dan Budayawan Eros Djarot (kedua kiri) ajak masyarakat sipil khususnya pendukung pasangan calon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, untuk melawan segala bentuk ketidakadilan yang terjadi di Pemilu 2024 negeri ini, Sabtu 2 Maret 2024. /Foto: Handout/Desantara Foundation/

Eros meyakini pemilu hanyalah pintu gerbang kelangsungan hidup para pemimpin. Menurutnya, korporasi tidak mempermasalahkan siapa yang akan memenangkan pemilu 2024, namun mereka tetap menjadi pemimpin sesungguhnya berkat dominasi ekonomi yang mereka miliki.

Jokowi cuma CEO, tapi ada komisarisnya (konglomerat). Siapapun yang menang, kekuatan sebenarnya bukan Jokowi. Pompanya (konglomerat) ada di belakang, katanya.

"Jadi kalau kita bicara soal penggelembungan suara, katanya, itu jelek.
Inilah kekuatan "pompa besar" di balik kebutuhan Jokowi yang harus dipertanyakan. Itu bukan penipuan, sudah menjadi tugas mereka [oligarki] agar mereka tetap eksis, menjaga gerbang [pemilu]," paparnya.

Baca Juga: Bawaslu Jayapura: KPU Harus Jelaskan Tidak Ada PSU di 48 TPS

”Menurutnya, situasi saat ini jauh lebih dalam dari politik kasat mata (selain politik) karena ada persoalan yang lebih substantif, yaitu mengenal budaya bangsa, perkembangan kebudayaan dan peradaban Indonesia.
Siapapun Presiden Republik ini, sesungguhnya dia telah diserahi tugas membangun peradaban," jelas Eros.

Arah tersebut jelas tertuang dalam pembukaan UUD 1945, dalam berbagai ketentuan turunannya dan dalam warisan perjalanan bangsa hingga saat ini, serta dalam semangat jiwa dan raga menuju tujuan reformasi tahun 1998.

Semua itu dapat mengikat para pihak untuk membangun peradaban bangsa yang diinginkan. Di sisi lain, menurutnya, tren perkembangan peradaban nasional saat ini sedang mengkhawatirkan.

Baca Juga: Imam Nahrawi Bebas Bersyarat Dari Penjara, Wajib Lapor ke Bapas

Masyarakat, lanjutnya, digiring untuk menerima pukulan besar dari pemilu kali ini. Padahal, permasalahan terbesarnya terletak pada perkembangan peradaban nasional.

"Presiden adalah orang yang selalu berada pada posisi solusi, orang yang bisa memberikan jawaban atas berbagai masalah, memecahkan masalah.
Yang kita hadapi sekarang, dia [sistem presidensial] adalah masalah, sumber masalah itu Saya tidak ingin terjerat dan terjebak. Situasi seperti itu menimbulkan masalah. Bagi saya pemilu hanya pintu gerbang, di belakang ada masalah," kata Eros Djarot.***

Halaman:

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah