Unggah Pertanyaan Tak Senonoh Mengenai Aksi Teror di Gereja Katedral Makassar, Akun Ini Dipenuhi Netizen

- 30 Maret 2021, 12:11 WIB
Ilustrasi media sosial (medsos).
Ilustrasi media sosial (medsos). /Pixabay/kropekk_pl

PORTAL LEBAK - Pasca aksi teror mematikan yang terjadi pada hari Minggu, 28 Maret 2021, di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, banyak ungkapan-ungkapan simpatik yang disampaikan oleh beberapa tokoh dari organisasi masyarakat, tokoh lembaga, dan unsur pemerintah.

Namun di tengah kemalangan yang dirasakan para korban dan keluarga korban ini, ada saja sikap-sikap yang tidak patut untuk dilakukan berkaitan tragedi ini.

Seperti yang dilakukan oleh salah satu Netizen di kanal Facebook, dengan akun media sosial (medsos), Hendra Putrachaniago. Pasca terjadinya ledakan dan menjadi pemberitaan sejumlah besar media massa nasional, bukannya mengungkapkan rasa simpati namun pertanyaan tak senonoh yang dilontarkan.

Baca Juga: Kemenparekraf Kirim 30 Siswa Kabupaten Toba Ke Politeknik Pariwisata Bali

Baca Juga: Lalu Lintas di Terusan Suez Kembali Normal Setelah Insiden Kapal yang Terdampar

"Brp (berapa) ekor kafir mati dstu (disitu)," tulis Hendra Putrachaniago, seperti yang dikutip PortalLebak.com dari akun Instagram @di._.rante hari ini, 30 Maret 2021.

Setelah komentar tersebut, diketahui dia terlibat perdebatan panjang di kolom komentar dengan beberapa netizen yang kesal melihat postingan komentar yang terlihat tidak menunjukkan rasa simpati terhadap tragedi meledaknya sebuah bom di Gereja Katedral Makassar tersebut.

Salah satunya akun Facebook bernama Sigit Sidew, yang coba mengingatkan bahwa meskipun korban berbeda agamanya namun itu tetap merupakan seorang manusia, dan apapun alasannya bunuh diri adalah perbuatan yang dilarang agama manapun.

Baca Juga: Saham Klub Sepak Bola Persis Solo Berencana Dibagikan Kepada Masyarakat

Baca Juga: Dirut Bio Farma Akui Impor Bahan Baku Vaksin Dapat Dorong Indonesia Produksi Vaksin Covid-19 Sendiri

"Itu manusia bos. semoga omonganmu dipertanggung jawabkan. Apapun alasannya, bom bunuh diri adalah dosa, apa lagi membunuh manusia tak bersalah," tulis Sigit Sidew.

Pada postingan terpisah di akun @di._.rante itu juga diungkapkan beberapa profil singkat Hendra, dia merupakan seorang karyawan swasta perusahaan penjualan mobil di bilangan Bintaro, Jakarta Selatan.

Tim PortalLebak.com lalu menelusuri akun lain yang disebut-sebut memliki keterkaitan dengan Hendra Putrachaniago, yaitu sebuah akun Instagram bernama @mitsubishibintaro dan @xpanderbintaro.

Baca Juga: Pemkab Lombok Timur Dibantu KKP Bangun Kampung Budidaya Lobster

Baca Juga: Kuota Ujian Tertulis Berbasis Komputer UTBK di 4 Universitas Ditambah LTMPT

Tak puas, netizen yang sepertinya masih geram dengan pernyataan Hendra Putrachaniago ramai-ramai memenuhi kolom komentar pada setiap postingan akun penjualan mobil tersebut dengan menyinggung Hendra dengan nada serius maupun candaan.

Seperti yang dilakukan akun Instagram bernama @billydebby789 yang mengatakan bahwa ada sel-sel tidur yang harus dipantau aparat terkait, sambil menyebut akun BNPT dan akun kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar.

"@bnptri ijin Pak @boyrafliamar sel sel tidur teroris mohon dipantau. Postingan provokatif terkait bom Makassar," tulis akun tersebut.

Baca Juga: Spekulasi Penonton Tentang 2 Karakter Baru di Drama ‘The Penthouse 2’

Baca Juga: Covid-19 Mungkin Ditularkan dari Kelelawar, WHO: Perlu Penelitian Mendalam

Sampai saat ini respon masyarakat terutama pengguna medsos mengenai pemberitaan mengenai ledakan di Gereja Katedral Makassar masih berlangsung, menyusul ditangkapnya beberapa terduga pelaku yang dianggap pihak berwenang memiliki keterkaitan dengan tragedi teror di Makassar tersebut.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pun sudah mengimbau masyarakat untuk tidak mengunggah foto maupun video kejadian teror. Bahkan beberapa organisasi keagamaan pun mengutuk keras aksi teror tersebut.

Namun jika ingin meninggalkan komentar mengenai aksi teror, sebaiknya lakukanlah dengan bijaksana, jangan sampai postingan yang kita unggah menjadi 'buah simalakama', buah yang seharusnya memiliki manfaat/berkhasiat jika dikonsumsi dengan tidak hati-hati akan menjadi racun. Begitu juga menggunakan medsos jika tidak bijaksana bisa jadi negatif bagi pengunggah dan orang lain.***

Editor: Jefry Agustinus Alexander B

Sumber: Instagram @movreview


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x