Pihak TNI juga menerima bantuan empat kapal dari kepolisian, beberapa kapal dan peralatan dari negara-negara sahabat, di antaranya; India, Singapura, Malaysia, dan Australia.
"Semua bantuan kita terima. Prosesnya akan dipercepat karena waktu yang kita kejar," pungkas Riad.
Proses penerimaan bantuan itu akan dikoordinasikan oleh asisten intelijen panglima TNI dan asisten intelijen kepala staf TNI Angkatan Laut.
Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono telah menyatakan Kamis 22 April lalu, bahwa KRI Rimau menemukan titik-titik magnet berkekuatan cukup tinggi pada kedalaman kurang lebih 50-100 meter, dalam kondisi melayang.
Beberapa petunjuk pencarian lainya, yakni adanya tumpahan bahan bakar minyak, yang diduga berasal dari KRI Nanggala 402.
Baca Juga: Angka Penderita Covid-19 di India Meroket, Tertinggi di Dunia
Tim gabungan SAR berusaha memaksimalkan pencarian pada hari ini, menggunakan seluruh kapal milik TNI yang memiliki kemampuan deteksi bawah laut menggunakan sonar.
Pasalnya, kemampuan daya cadangan oksigen di KRI Nanggala 402 diperkirakan hanya akan tersedia 72 jam atau kurang lebih tiga hari, dalam keadaan mati total.
Kapal selam KRI Nanggaala 402, hilang kontak pada Rabu 21 April pukul 03.00 WITA, sehingga oksigen kemungkinan tersedia sampai Sabtu 24 April 2021, pukul 03.00 WITA.