Pemberantasan Pungli di Pelabuhan dan Premanisme Bukti Kriminalitas di Kawasan Tanjung Priok Masih Tinggi

- 15 Juni 2021, 00:13 WIB
pungutan liar atau pungli di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara
pungutan liar atau pungli di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara /Tangkapan layar Instagram @romansasopirtruck/

PORTAL LEBAK - Tanjung Priok dalam beberapa hari terakhir menjadi perbincangan di media sosial, setelah Presiden Joko Widodo tiba-tiba menelepon Kapolri Listyo untuk menangani pungutan liar (pungli) dan premanisme di kawasan Tanjung Pirok, Jakarta Utara pada 11 Juni 2021.

Dalam kurun 24 jam saja permintaan Presiden Jokowi kepada Kapolri tersebut langsung dijalankan dan membuahkan penangkapan sekitar 49 tersangka aksi pungli dan juga aksi premanisme kepada pengemudi truk kontainer.

Namun, apa yang sudah dilaksanakan pihak kepolisian belakangan ini belum menyelesaikan permasalahan yang terbilang sangat kompleks ini. Bahkan ada yang malah menimbulkan masalah atau kejahatan baru.

Baca Juga: Operasi Premanisme di Makassar, Seratus Orang Diciduk Polisi

Dirangkum PortalLebak.com dari akun Instagram @romansasopirtruck mengenai kegiatan sopir truk kontainer yang sering beroperasi di kawasan pelabuhan Tanjung Priok pasca penangkapan pelaku tadi ternyata masih menimbulkan masalah.

Dari salah satu video akun romansasopirtruck terungkap sehari pasca perintah Presiden kepada Kapolri diketahui kegiatan bongkar muat kontainer masih menimbulkan antrian panjang, terutama di UTC Pelabuhan Tanjung Priok.

Narasi di dalam video tersebut mengatakan pelayanan yang lambat membuat antrian mobil di setiap blok menumpuk, dan menyebut pelayanan akan diberikan jika memberi sejumlah uang kepada petugas operator.

Baca Juga: Memalukan, Sekda Nias Utara Yafeti Nazara Ditangkap Dugaan Pesta Narkoba di Tempat Hiburan Malam

"Tidak ada pungli, tidak akan dimuat. Masa dimuat satu, istirahatnya setengah jam, baru (mobil) maju lagi," ujar seseorang dalam video.

Timbulnya masalah baru pasca pemberantasan aksi premanisme di Jakarta Utara.

Tak hanya itu, di postingan lainnya, semalam seorang sopir truk mengalami tindak kekerasan di sekitar Marunda, Jakarta Utara. Kaca mobilnya dipecahkan oleh dua orang yang tampaknya memang sering berada di lokasi tersebut, tepatnya di putaran Pasar Bebek, Marunda, Jakarta Utara.

Baca Juga: Tawar Harga Sama untuk Achraf Hakimi, Inter Malah Tertarik Chelsea Ketimbang PSG Karena Emerson

Sang sopir yang mengalami kejadian pecah kaca itu langsung merekam pelaku dengan ponselnya. Video tersebut memperlihatkan kaca bagian depan mobil truk yang pecah dan dua pemuda yang menjadi pelaku pemecahan kaca mobil sang sopir.

Dari keterangan postingan pun dikatakan aksi pemecahan kaca ini buntut dari diciduknya mafia pungli di Tanjung Priok, dan aksi ini telah terjadi beberapa kali.

"Imbas dari diciduknya mafia-mafia Pungli di Tanjung Priok, berapa hari ini banyak aksi pelemparan kaca yg dilakukan oleh orang-orang yg tak bertanggung jawab," tulis akun romansasopirtruck.

Baca Juga: Colin Trevorrow Bocorkan Latar Film Jurassic World: Dominion dan Tak Akan Menampilkan Dinosaurus Hibrida

Ini modus pungli yang biasa dilakukan oleh beberapa oknum petugas Pelabuhan Tanjung Priok.

Sebuah video lainnya menunjukkan modus pungli yang bisa dianggap termasuk ke dalam grativikasi di lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok.

Seseorang memakai rompi oranye tertangkap kamera memasukan sesuatu yang diduga sejumlah uang sogokan kepada petugas operator gantry crane yang berada di atas.

Baca Juga: Puan Maharani Bertemu Gibran Rakabuming, Netizen: Koq Main di Sosial Media?

Operator gantry crane terlihat menurunkan benda seperti kantong dengan tali panjang yang mengait kantong tersebut.

Setelah petugas di bawah memasukan benda yang tak begitu besar dan berat, seperti layaknya sebuah uang.

Karena petugas berbaju oranye tersebut tidak mengambil satu pun benda dari kantong plastik tersebut, kantong kemudian ditarik kembali ke atas.

Baca Juga: Pabrik Tembakau Gorila Rumahan di Kota Serang dan Seorang Pelaku Diamankan Jajaran Polda Banten

Modus yang terungkap dari video ini adalah petugas operator gantry crane akan melayani bongkar muat peti kemas jika sopir truk memberikan sejumlah uang.

Proses dweling time pelabuhan-pelabuhan di seluruh Indonesia sempat menjadi perhatian Presiden Jokowi, terutama di Pelabuhan Tanjung Priok.

Pada tahun 2015 Presiden Jokowi pernah sempat marah karena proses berbenah Pelabuhan Tanjung Priok untuk mempersingkat dweling time belum memuaskan.

Baca Juga: Tol Laut Trayek T-19, Ini Alur Pendistribusian Beras di Papua-Papua Barat

Padahal penghambat seperti perizinan yang panjang dan rumit di berbagai kementerian mulai dipersingkat Presiden Jokowi, juga pungli-pungli di jajaran manajemen kementerian maupun pengelola pelabuhan diberantas.

Meski telah melakukan perombakan manajemen ternyata masih ada celah bagi oknum-oknum yang bertugas di lapangan melakukan praktik korupsi seperti pungli yang dikeluhkan oleh masyarakat pengguna jasa pelabuhan.

Secara keseluruhan orang mengenal Tanjung Priok sebagai daerah rawan kejahatan dan kriminal. Dan aksi premanisme yang diungkapkan sopir-sopir truk dan penangkapan terhadap para pelakunya inilah yang menjadi bukti kawasan Tanjung Priok masih sangat rawan dari premanisme dan kriminalitas lainnya.***

Editor: Jefry Agustinus Alexander B


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah