Network
PORTAL LEBAK - Hujan ringan masih berpotensi terjadi di tiga kecamatan, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, Jumat 3 Juni 2022.
Sehingga warga terdampak banjir di beberapa desa di kecamatan diminta BPBD Probolinggo tetap waspada, meski banjir telah surut.
Tiga kecamatan yang teridentifikasi masih berpotensi hujan adalah Kecamatan Krejengan, Kraksaan dan Besuk.
Baca Juga: Hujan Deras 3 Jam, Banjir Bandang Landa Majene Sulawesi Barat
Beberapa desa di kabupaten tersebut terkena dampak banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo telah mendaftarkan lima desa terdampak.
Lima desa tersebut yakni desa Sokaan dan Gebangan (Kecamatan Krejengan), Rangkang dan Kranjan (Kraksaan) dan Matekan (Besuk).
Meskipun risiko hujan ringan, BNPB mendesak pemerintah setempat dan penduduk untuk bersiap menghadapi kemungkinan gempa susulan.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Cek Kembali Tanggul Jebol yang Sebabkan Banjir Rob di Semarang
Hasil penelitian InaRISK menunjukkan bahwa sub-zona yang terkena dampak banjir adalah daerah dengan kemungkinan banjir sedang hingga tinggi.
Dilansir PortalLebak.com dari bnpb.go.id, sebanyak 21 kelurahan di Probolinggo telah teridentifikasi memiliki potensi bahaya dalam kategori ini.
Diketahui banjir di tiga kecamatan terjadi pada Rabu pagi 1 Juni 2022, pukul 06:00 WIB, terjadi setelah hujan ringan hingga lebat menyebabkan Sungai Matekan meluap.
Baca Juga: Penahan Air Laut Jebol, Daerah Tanjung Emas Semarang Banjir Rob Lebih dari 1 Meter
Sebanyak 276 KK di tiga kecamatan terdampak banjir. Beberapa rumah keluarga terendam, tetapi tidak ada kerusakan yang dilaporkan.
Tim BPBD Kabupaten Probolinggo melaporkan tidak ada warganya yang terluka atau harus dievakuasi.
Menyikapi kejadian tersebut, BPBD dan pihak terkait melakukan patroli di wilayah terdampak.
Baca Juga: GI 3 Juni 2020, Kode Redeem Genshin Impact Terbaru Berhadiah Siapa Cepat Dia Dapat
Petugas BPBD Probolinggo yang didukung TNI, Polri, dan tokoh desa melakukan kajian kebutuhan secara cepat.
Masyarakat harus mempersiapkan, misalnya, dengan mengaktifkan rencana kesiapsiagaan keluarga.
Penghuni dapat mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko di sekitar rumah atau lingkungan mereka yang disebabkan oleh faktor hidrometeorologi.
Baca Juga: Diduga Perawat Melecehkan Pasien, Ini Klarifikasi RSUD Wonosari Yogyakarta
Warga juga diminta mengetahui jalur evakuasi, lokasi evakuasi sementara, dan bersiap menghadapi bencana.***
