Suroto Ketum DPP DGP: Partai NasDem Terperangkap Jebakan Batman Bikinan Surya Paloh

- 17 Januari 2023, 12:19 WIB
Surya Paloh dan Anies Baswedan
Surya Paloh dan Anies Baswedan /AS Rabasa /


PORTAL LEBAK - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dinilai sebagian kalangan semakin Panik dan dirinya tengah dalam kondisi ber-halunisasi politik.

Dalam pemikiran Surya Paloh, Presiden Jokowi seolah-olah pernah memberi perintah kepada dirnya, untuk memasang dan bergerak cepat dalam mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres dalam pemilu 2023.

Seperti diketahui, Surya Paloh sudah mendeklarasikan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden usungan NasDem untuk Pilpres 2024 beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Jika Diperintah Presiden Jokowi, Surya Paloh Siap Cabut Capreskan Anies Baswendan

Menurut Relawan DGP Surya Paloh telah salah perhitungan politik, hal yang tak terduga mendera. Bukan menambah dukungan, justru banyak kadernya yang meninggalkan Partai NasDem.

Seperti hasil survei dari lembaga analis politik, Charta Politika yang mengungkapkan hasil penelitian terakhirnya.

Charta Politika mengungkapkan, elektabilitas Partai NasDem pada bulan November 2022, berada di posisi 6 persen, namun pada bulan Desember 2022, justru melorot di level 4.3 persen.

Baca Juga: Ketua Umun Partai NasDem Surya Paloh: Pidato Presiden Jokowi Tidak Menyindir Siapapun

"Coba Anda perhatikan, elektabilitas Partai NasDem kok malah turun, padahal elektabilitas Anies naik sedikit. Ada apa sebenarnya?" ujar Ketum DPP DGP, Raden Zieo Suroto dikutip PortalLebak.com dari keterangan tertulisnya.

"Sialnya lagi bagi NasDem, elektabilitas Demokrat dan PKS justru naik sedikit. Lalu sekarang masih beranikah Surya Paloh membuat 'Koalisi Perubahan' yang rencananya terdiri dari 3 partai yaitu Demokrat, PKS NasDem, untuk ajukan Anies sebagai Capres?" tanya Suroto.

Jebakan Batman Buatan Surya paloh

Menurut Suroto sebagai ketua umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh telah berakrobat politik capreskan Anies dengan target menggarap 33 jutaan pemilih, yaitu Muslim dewasa yang terpapar dengan radikalisme agama transnasional (Survei BNPT tahun 2020).

Baca Juga: Viral: Presiden Jokowi Diduga Sindir Surya Paloh, Terkait Pemilihan Calon Presiden dalam Pemilu 2024

Perkiraan ini dikurangi para pemilih yang mencoblos Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan jumlah sekitar 11 jutaan suara.

Sehingga Suroto menilai, Surya Paloh sengaja men-capreskan Anies untuk menggarap sekitar 22 jutaan Pemilih yang 'terpapar' politik identitas.

Seperti diketahui, Surya Paloh/NasDem segera capreskan Anies untuk menaikkan elektabilitas NasDem. Namun yang terjadi malah sebaliknya, elektabilitas partai NasDem malah anjlok.

Baca Juga: Inilah Akhir Kekuasaan Bos Mafia Messina Denaro, Setelah 30 Tahun Polisi Italia Baru Bisa Menangkapnya

Gegara Surya Paloh sebagai ketua umum DPP Partai NasDem Capreskan Anies Baswedan, kemudian dinilai telah mencuri start kampanye, saat Anies dibawa-bawa NasDem berkunjung ke beberapa daerah.

Kondisi ini kemudian mencuatkan data yang bikin Surya Paloh terkejut tidak sesuai target politiknya.

Bahwa ternyata jauh lebih banyak jumlah pemilih NasDem yang tinggalkan partai berwarna biru oranye itu, dibandingkan dengan jumlah kaum Muslim Dewasa yang terpapar Radikalisme Agama TransNasional yang merapat ke NasDem.

Sampai-sampai Elektabilitas NasDem anjlog banyak sekali, turun 1.7 persen, yaitu dari 6 persen jadi 4.3 persen, begitu seiring survei yang dilaporkan oleh Charta Politika.

Baca Juga: KPK Menyita Banyak Mobil Mewah Terkait Kasus Maling Uang Rakyat oleh Gubernur Papua Nonaktif Lukas Enembe

"Jika Surya paloh/NasDem terus gaspoll kampanyekan Anies Baswedan sebagai Capres, maka akan tersisa berapa lagi elektabilitas NasDem di bulan Januari 2023 ini? Lalu bulan Februari dan seterusnya? kemungkinan besar kan terus melorot terus? gawat dong." tanya Suroto lagi.

kalau Surya Paloh lanjut Kampanyekan Anies sebagai Capres, maka akibatnya NasDem akan semakin terancam berat terpental dari Senayan akibat perolehan jumlah kursinya dibawah 23 anggota DPR-RI 2024-2029.

Bahkan telah semakin banyak kalangan dunia politik memperkirakan bahwa dalam Pileg 2024 saat ini, NasDem tak akan mampu melewati batas ambang parlemen atau 'Parliamentary Treshold' sebanyak 4 persen dikali jumlah kursi DPR-RI, atau 23 kursi DPR-RI 2024-2029.

Baca Juga: Di manakah LØREN, Pemeran Utama Pria Seksi dari 'Lovesick Girls' BLACKPINK, Sekarang?

Kini, gegara Surya Paloh Capreskan Anies, NasDem malah semakin terancam berat terpental dari Gedung Senayan, NasDem akan menjadi Partai Gurem atau kecil seperti nasibnya partai Hanura dan Perindo ataupun PSI.

"Tampaknya Surya Paloh telah masuk perangkap 'Jebakan Batman' yang dibikinnya sendiri," nilai Suroto.

Pojokkan Jokowi

Sekarang Surya Paloh malah membuat pernyataan politik ke publik, seolah-olah apa yang dialami oleh NasDem saat ini adalah kesalahan Jokowi.

Baca Juga: Presiden Jokowi: APBN Pemerintah Fokus Pada Penciptaan Lapangan Kerja dan Pengentasan Kemiskinan

"Apa Surya Paloh berfikir rakyat Indonesia adalah orang-orang bodoh politik semua? Padahal dia sendiri yang mengkhianati Jokowi dan PDI Perjuangan. Tapi Surya Paloh saya nilai makin arogan," tegas Suroto

Selain itu, Suroto menilai Surya Paloh bersama Partai NasDem tengah memasuki fase genting, alias dalam situasi gawat politik.

"Mampukah Surya Paloh menyelamatkan diri dan Partai NasDem dari perangkap jebakan Batman yang dibuatnya sendiri?" tanyanya.

Baca Juga: Ilmu Pengamanan Laga Sepak Bola Dipertajam, Polri Kursus Keamanan Pertandingan Panggil Ahli dari Inggris

"Daripada Anies Baswedan, mendingan Surya Paloh sendiri saja yang jadi Capres, mewalikil partai NasDem yang sangat relevan dengan dirinya. Apa Surya Paloh berani?" tantang Suroto.

Politik Main Dua Kaki Surya Paloh Yang Absurd

Sebelumnya, pernyataan Ketua umum Partai NaDem Surya Paloh dinilai dua kaki dalam berpolitik.

Surya Paloh mengklaim berada di dua sisi, lewat pernyataan tak ingin Indonesia dikuasai dua poros politik yang saling berseberangan.

Dua poros itu, menurut Surya Paloh dirinya dapat masuk ke dua sisi, yakni kubu ekstremis kanan maupun kubu ekstremis kiri.

Baca Juga: Henry Cavill Masih Tertarik Bahas Peran James Bond dengan Broccoli Meski Pernah Gagal Bintangi 'Casino Royale'

Meski langkah yang diambil berbeda dalam berpolitik, namun Surya Paloh menilai, tujuan keduanya sama-sama menjunjung tinggi Pancasila.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x