Sedangkan 1,8 persen di antaranya mengaku tidak puas sama sekali, dan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak menjawab sebanyak 1,5 persen.
"Menjelang tahun politik (2024), ternyata publik mengapresiasi kepemimpinan Presiden Jokowi dengan tingkat kepuasan hingga 76,7 persen," paparnya.
Menurut Leonard asumsi bahwa tahun politik akan menggerus kepuasan publik terhadap eks Gubernur DKI Jakarta serta Wali Kota Solo itu relatif tidak terbukti.
Sedangkan menghangatnya kondisi politik didasari kepentingan partai-partai politik agar mendulang suara, terlepas dari fakta sebagian besar partai, saat ini di dalam baris pemerintahan..
"Sebut saja NasDem, meskipun ada di koalisi pemerintahan Jokowi, mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres yang kerap menjadi simbol oposisi dan antitesis Jokowi," tegas Leonard.
Beberapa faktor turut mendukung tingginya kepuasan publik atas Presiden Jokowi. Termasuk pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara nasional di penghujung tahun 2022.
Baca Juga: Merek Mobil Esemka Dipastikan Ikut Dalam Pameran IIMS 2023
"Dicabutnya PPKM menjadi awal dari transisi menuju berakhirnya pandemi, dan memberikan sinyal positif bagi gerak perekonomian Indonesia," ucapnya.
Plus di tengah ancaman resesi global, kinerja perekonomian Indonesia justru cenderung positif dan terbukti resiliens.