Ternyata: Indonesia Negara Paling Banyak Dilanda Gempa, Urutan Kedua di Dunia

- 5 Januari 2024, 08:29 WIB
Petugas BMKG memantau monitor alat pendeteksi dini gempa, di Kantor BMKG Kelas III Ternate, Ternate, Maluku Utara, Rabu 3 Januari 2024.
Petugas BMKG memantau monitor alat pendeteksi dini gempa, di Kantor BMKG Kelas III Ternate, Ternate, Maluku Utara, Rabu 3 Januari 2024. /ANTARA FOTO/Andri Saputra/nym/aa. /

"Apalagi pascahujan terdapat ketidakstabilan lereng, sehingga kerap terjadi dan mampu memicu longsor," jelasnya.

Daryono mengungkapkan sampai tahun 2023 BMKG kerap menggelarar kegiatan penguatan Literasi Kebencanaan Gempabumi dan Tsunami. Upaya dilakukan melalui peyusunan buku-buku sains populer dengan tema Mitigasi Gempabumi dan Tsunami.

BMKG juga melaksanakan penguatan kapasitas Mitra BMKG dan masyarakat, di daerah rawan bencana gempa bumi tsunami. Penguatan lewat program Sekolah Lapangan Gempabumi dan Tsunami (SLG) termasuk stakeholder/masyarakat dan BMKG Goes to School (BGTS) bagi siswa sekolah.

Baca Juga: Ada Modus Penipuan Perjodohan Daring, Polisi Tangkap Sindikatnya

"Capaian kegiatan edukasi mitigasi SLG sudah melibatkan sebanyak 37.293 peserta dari 26 lokasi dan kegiatan BGTS mencapai sebanyak 39.157 peserta siswa sekolah di 35 Unit Pelaksana Teknis BMKG di daerah," paparnya.

Hingga tahun 2023, kata dia, BMKG juga telah berhasil memfasilitasi sembilan Komunitas Masyarakat Siaga Tsunami di delapan Kabupaten untuk mendapatkan Pengakuan Internasional dari UNESCO sebagai Tsunami Ready Community.

Di samping itu, BMKG juga telah berhasil memfasilitasi 10 Komunitas Masyarakat Siaga Tsunami di empat Kabupaten/Kota untuk mendapatkan pengakuan Masyarakat Siaga Tsunami Level Nasional. Pengakuan di Level internasional akan dilanjutkan di Tahun 2024.***

Halaman:

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x