Renault-Nissan dan Hyundai Menutup Pabrik Mobil, Karena Ketakutan Penularan Pademi Covid-19?

- 25 Mei 2021, 00:01 WIB
Logo produsen mobil Renault-Nissan gambar diambil di dealer di Kyiv, Ukraina (25/06/2020).
Logo produsen mobil Renault-Nissan gambar diambil di dealer di Kyiv, Ukraina (25/06/2020). /Foto: REUTERS/Valentyn Ogirenko/

PORTAL LEBAK - Produsen mobil Renault-Nissan dan Hyundai Motor Co, menghadapi penutupan pabrik sementara di India, karena meningkatnya keresahan di antara pekerja, yang khawatir peningkatan infeksi Covid-19.

Pekerja di pabrik mobil Renault-Nissan dan Hyundai di negara bagian selatan Tamil Nadu, akan melakukan pemogokan pada hari Rabu 26 Mei 2021.

Para pekerja Renault-Nissan dan Hyundai menuntut tuntutan yang belum dipenuhi soal keselamatan terkait Covid-19.

Baca Juga: Eks Pekerja Amazon Buat Aplikasi MeowTalk Untuk Terjemahkan Suara 'Meong' Agar Dimengerti Pemilik Kucing

Organisasi serikat pekerja pabrik mobil, yang mewakili pekerja menyatakan kepada perusahaan dalam sebuah surat pada hari Senin 24 Mei 2021 ini.

Sementara itu, pabrikan Hyundai mengungkapkan akan menghentikan operasi di pabriknya, juga di Tamil Nadu, selama lima hari mulai Selasa 25 Mei 2021.

Tindakan ini diambil setelah beberapa pekerja melancarkan protes singkat pada Senin, di tengah meningkatnya kasus Covid-19 di negara bagian itu.

Baca Juga: Ultimatum Kapolda Papua Untuk Teroris Lekagak Telenggen KKB atau OPM Agar Serahkan Diri

"Pihak manajemen setuju menutup pabrik karena para pekerja prihatin atas keselamatannya, setelah dua karyawan meninggal karena Covid-19," ujar E. Muthukumar, presiden Serikat Karyawan Hyundai Motor India, kepada Reuters dan dikutip PortalLebak.com.

Kerusuhan itu menyoroti tantangan yang dihadapi pabrikan di India, di tengah gelombang besar infeksi Covid-19, sistem kesehatan kewalahan dan kekurangan vaksin yang membuat karyawan makin khawatir.

Tamil Nadu merupakan salah satu negara bagian yang paling parah terkena kasus Covid-19, lebih dari 30.000 kasus per hari minggu lalu.

Baca Juga: Aniaya 5 Warga Jabon Mekar Parung Gunakan Senjata Tajam, Pria Ini Diamankan Polisi, Belum Diketahui Motifnya!

Negara bagian itu, merupakan pusat otomotif yang dikenal sebagai Detroit di India, telah menerapkan penguncian hingga 31 Mei 2021, tetapi mengizinkan beberapa pabrik, termasuk pabrik mobil, terus beroperasi.

Ancaman pemogokan di pabrik Renault-Nissan dan Hyundai mencuat, menjelang sidang pengadilan pada hari Senin.

Para pekerja bahwa menuduh, aturan jaga jarak sosial dilanggar dan kebijakan kesehatan pabrik tidak cukup, mengatasi risiko terhadap resiko nyawa melayang karena Covid-19.

Meski demikian, tuduhan ini dibantah Renault-Nissan dan mereka menyatakan telah mengikuti protokol keamanan Covid-19.

Baca Juga: Aung San Suu Kyi Pemimpin Myanmar, Hadir di Pengadilan Pertama Kalinya Sejak Dikudeta

Dalam persidangan itu, seorang pengacara pekerja berargumen, meski perusahaan telah mengurangi jumlah shift, namun jumlah produksi tidak dipotong dan jumlah pegawai tetap sama, sehingga menyebabkan keramaian di pabrik.

Perusahaan mengatakan kepada pengadilan bahwa mereka telah mengurangi tenaga kerja menjadi sekitar 5.000 dari 8.000.

Pihak perusahaan juga mengungkapkan telah memvaksinasi karyawan berusia di atas 45 tahun. Manajemene juga bersedia untuk menyuntik bagi karyawan berusia di bawah 45 tahun jika vaksin tersedia.

Baca Juga: Masjid di Belgia, Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Galang Dana Wakaf Pembelian Bangunan dan Sarananya

Dua hakim hakim yang memimpin kasus tersebut mengatakan bahwa meskipun kesehatan pekerja adalah yang terpenting, jika industri turun tidak akan ada tempat bagi mereka untuk bekerja.

Hakim juga meniali perusahaan tidak boleh memanfaatkan pengecualian yang diberikan oleh negara, serta harus mengurangi produksi untuk hanya memenuhi pesanan ekspor yang diperlukan.

"Produksi seharusnya turun. Anda juga harus meredakan perasaan para pekerja," kata pengadilan, yang selanjutnya akan menyidangkan kasus pada 31 Mei 2021.

Baca Juga: Alur Cerita Sinetron Ikatan Cinta Jumat 21 Mei 2021, Ricky Paksa Elsa Bercerai dari Nino

Serikat pekerja, yang mewakili sekitar 3.500 pekerja di pabrik, mengatakan dalam surat 24 Mei kepada Renault-Nissan bahwa para pekerja tidak akan kembali sampai mereka merasa aman.

Tuntutan pekerja termasuk produksi yang lebih rendah sehingga ada jarak sosial yang lebih baik, vaksinasi dan perlindungan asuransi yang lebih tinggi termasuk biaya pengobatan untuk keluarga mereka.

Otoritas Nissan, yang memiliki saham mayoritas di pabrik tersebut, menolak berkomentar.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x