Tak Ada Wisatawan Akibat Pandemi Covid-19, Ribuan UMKM Masyarakat Baduy Gulung Tikar

- 17 Mei 2020, 06:04 WIB
Sebanyak 2.000 pelaku usaha micro, kecil dan menengah (UMKM) masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak gulung tikar akibat pandemi virus corona atau Covid--19.
Sebanyak 2.000 pelaku usaha micro, kecil dan menengah (UMKM) masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak gulung tikar akibat pandemi virus corona atau Covid--19. /- Foto: ANTARA

PORTALLEBAK.COM - Pandemi virus corona (Covid-19) juga berdampak pada kondisi ekonomi masyarakat Suku Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Akibat pandemi, tak kurang 2.000 pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masyarakat Suku Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak terpaksa gulung tikar.

"Semua pelaku UMKM warga Suku Baduy sangat terpukul sejak tiga bulan terakhir dengan adanya pandemi Corona itu," kata Tetua masyarakat Suku Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Jaro Saija saat ditemui di Kampung Kadu Ketug Kabupaten Lebak, Sabtu 16 Mei 2020.

Baca Juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Ahad 17 Mei 2020 Kabupaten Lebak Banten

Jaro Saija menjelaskan, kondisi tersebut terjadi karena karena mereka tidak lagi dikunjungi wisatawan yang biasanya datang dari Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi.

"Kami berharap penyebaran pandemi Corona segera berakhir dan kunjungan wisatawan kembali normal," ujarnya.

Selama ini, sebagian besar pelaku UMKM masyarakat Suku Baduy membuat kerajinan suvenir atau cenderamata, kain tenun, madu, golok hingga bambu.

Baca Juga: Tahapan Pilkada Serentak Akan Dimulai Lagi 6 Juni 2020

Namun, dagangan aneka kerajinan untuk sementara harus ditutup karena tidak adanya pengunjung wisatawan.

Padahal biasanya pemukiman masyarakat Suku Baduy di Kampung Kadu Ketug selalu ramai karena warga menggelar dagangan hasil kerajinan pelaku UMKM di bale-bale rumah.

"Kami berharap pelaku UMKM yang terdampak Covid-19 mendapat bantuan dari pemerintah sebagai bentuk kompensasi itu," kata Jaro Saija.

Kudil, seorang pelaku UMKM warga Suku Baduy mengungkapkan, dirinya tidak bisa menjual hasil kerajinan karena tidak ada pembeli selama mewabahnya Covid-19.

Baca Juga: Di 386 Kota/Kabupaten di 34 Provinsi, Ada 17 Ribu Lebih Pasien Positif Corona

Bahkan, katanya, sejak tiga bulan terakhir ini, tidak ada wisatawan yang berkunjung.

"Kami percuma saja buang-buang modal dan tenaga jika menggelar kerajinan, namun tidak ada pembelinya," katanya.

Hal senada disampaikan Meti, pelaku UMKM warga Suku Baduy lainnya.

Meti mengaku sudah tidak memproduksi kerajinan kain tenun, karena tidak ada wisatawan yang berkunjung ke pemukiman masyarakat Suku Baduy.

Untuk menyambung hidup, dirinya kini membantu suami di ladang huma guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

Baca Juga: Daya Beli Masyarakat Lebak Membaik Setelah BLT Cair, Pasar Rangkasbitung Menggeliat

"Kami akan kembali memproduksi kain tenun jika sudah berakhir pandemi Covid-19 itu," katanya.

Secara terpisah, Kepala Seksi Data dan Informasi Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Siti Samsiah mengungkapkan, pihaknya sedang melakukan pendataan terhadap pelaku usaha yang terdampak Covid-19.

Pemkab Lebak, katanya, berkomitmen membangun klaster-klaster ekonomi masyarakat melalui pelaku UMKM.

Menurut dia, kehadiran UMKM sangat membantu pemerintah daerah dalam hal penyerapan lapangan pekerja tenaga lokal.

"Kami saat ini tengah melakukan pendataan pelaku UMKM itu sebanyak 10.000 unit akibat dampak Corona, untuk diajukan ke Provinsi Banten," katanya.

Baca Juga: KPK: Cermati Titik Rawan Penyalahgunaan Dana Penanganan Covid-19

 

***

Editor: Sugih Hartanto

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x