Kecanggihan HFNC, Alat Bantu Pasien Covid-19 Buatan Universitas Indonesia

- 23 Januari 2021, 02:20 WIB
Demonstrasi dan unjuk-fungsi dari alat-bantu-pernapasan HFNC buatan peneliti dari FKUI dan FTUI.
Demonstrasi dan unjuk-fungsi dari alat-bantu-pernapasan HFNC buatan peneliti dari FKUI dan FTUI. /Humas UI/

Baca Juga: Jumlah Penduduk Indonesia 270,2 Juta, 17 Ribu Berusia 100-115 Tahun

Pada saat itu, hadir Dekan FTUI, Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono, M.Eng.; Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan, Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FAPSR, FISR.; Perwakilan Pengurus Harian PDPI, Dr. Erlang Samoedro, Sp.P.; serta Perwakilan RSUP Persahabatan, dr. Yudhaputra Tristanto, M. Kes.; dan Tim Pengembangan HFNC UI.

“Pengembangan alat HFNC ini merupakan contoh dari kolaborasi antara para pemangku kepentingan di bidang medis dan teknologi. Dukungan penuh dari para pemangku kepentingan juga sangat diperlukan untuk mengakselerasi pengerjaan HFNC, hingga nanti mendapatkan izin penggunaan dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK).” ungkap Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono, M.Eng.

“Produk alat bantu pernapasan HFNC yang dikembangkan oleh UI ini sangat penting dalam penanganan pasien terutama pasien Covid-19. Ada kemungkinan HFNC akan terus terpasang pada pasien hingga lebih dari 20 hari, sehingga keandalan dan daya tahan alat sangat perlu diperhatikan. Harapan saya, UI melakukan pengujian keandalan dan daya tahan pada Pusat Simulasi Respirasi RSUP Persahabatan," ujar Yudhaputra Tristanto.

Baca Juga: Presiden Jokowi Peranjang PPKM Hingga 8 Februari 2021, Aturan Diperketat

Baca Juga: Menteri Sosial Tri Rismaharini Salurkan Warga Bekerja di BUMN, Ini Caranya

Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB sangat mengapresiasi pengembangan alat bantu pernapasan HFNC ini.

“Infeksi Covid-19 membuat penderita rentan mengalami kondisi hipoksia atau kondisi kurangnya oksigen dalam tubuh sehingga pada kondisi ini, terapi oksigen tambahan dibutuhkan. Di tengah jumlah pasien positif COVID-19 yang saat ini masih meningkat, kebutuhan akan alat terapi oksigen juga ikut meningkat," ujar Prof. Ari.

Ari mengutarakan kebanggannya, karena HNFC sudah dapat diproduksi secara lokal. Hal ini tentu akan sangat membantu fasilitas dan tenaga kesehatan dalam memenuhi kebutuhan penanganan pasien-pasien ini. Dia berharap alat ini bisa segera mendapat izin edar dan bisa diproduksi dan dipakai oleh para klinisi, utk membantu pasien-pasiennya.

Baca Juga: Operasi SAR Sriwijaya Air SJ 182 Dihentikan, Keluarga Korban Tabur Bunga

Halaman:

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah