Gempabumi Jawa Timur Terjadi Berturut-Turut, BNPB: Kerusakan dan Korban Jiwa Nihil

- 11 Juli 2022, 06:00 WIB
Peta Lokasi Gempa Wilayah Kabupaten Malang Jawa Timur
Peta Lokasi Gempa Wilayah Kabupaten Malang Jawa Timur /karawangpost/google earth

PORTAL LEBAK - Otoritas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur, menyatakan tidak ada kerusakan yang ditimbulkan serta laporan korban jiwa nihil.

Berdasarkan keseluruhan fenomena gempabumi berturut-turut, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan gempabumi di Lumajang dan Malang itu, tidak berpotensi tsunami.

Gempabumi tektonik saat itu, diawali kekuatan magnitudo 5.4 di selatan Pulau Jawa bagian timur pada, Sabtu 9 Juni 2022, pukul 03.17 WIB.

Baca Juga: Gempa 6,1 SR di Afghanistan Tewaskan Sedikitnya 1.000 Orang, Korban Diperkirakan Bisa Bertambah

Berdasarkan hasil monitoring BMKG, gempabumi itu berpusat di 9.64 LS-112.91 BT, dengan kedalaman 10 kilometer.

Otoritas BPBD Kabupaten Lumajang, kepada Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memaparkan sebagian besar masyarakat di Kabupaten Lumajang sontak terbangun.

Dilansir PortalLebak.com dari bnpb.go.id, warga spontan berhamburan ke luar rumah saat gempabumi mengguncang yang berlangsung dengan durasi 2-3 detik.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 6.0 Melanda Enggano Provinsi Bengkulu, Tidak Berpotensi Tsunami

Selang tiga jam pasca-gempabumi M 5.4, BMKG mengumumkan adanya gempabumi lanjutan, sekira pukul 05.50 WIB.

Pada gempabumi kedua ini, tercatat berkekuatan M 5.0, berpusat di 9.57 LS-113.93 kedalaman 10 kilometer. Meski, warga tidak merasakan guncangan di gempabumi susulan itu.

Selanjutnya pukul 09.53 WIB, seismograf BMKG kembali merekam terdapat pergerakan kerak bumi. Pada gempabumi ketiga ini, tercatat berkekuatan M 5.3 dan terdeteksi di titik 9.61 LS-112.91 BT pada kedalaman 42 kilometer.

Baca Juga: Harga BBM Naik, Ini 3 Jenis Bahan Bakar Minyak yang Dinaikkan Pertamina

Petugas BPBD Kabupaten Lumajang menyatakan, gempabumi ketiga getarannya sempat dirasakan selama 1-2 detik, tapi tidak memunculkan kepanikan warga.

Hasil analisis sementara oleh BMKG, tiga rentetan kejadian gempabumi itu adalah jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thurst fault.

Berdasarkan catatan BMKG per pukul 11.00 WIB, sudah ada 54 kali aktivitas gempabumi susulan atau aftershock dengan magnitudo terbesar yakni M 5.0.

Baca Juga: Presiden Sri Lanka Akan Mundur, di Tengah Berkecamuknya Badai Unjuk Rasa

Dikaitkan dengan indeks kajian risiko gempabumi berasal dari InaRisk BNPB, daerah selatan Pulau Jawa memang mempunyai tingkat risiko gempabumi sedang sampai tinggi.

Daerah selatan Pulau Jawa sekaligus diketahui dilalui lempeng Indo-Australia, yang membentang dari ujung Pulau Sumatera bagian barat hingga perairan Maluku Tenggara.

Lempengan Indo-Australia, di Maluku Tenggara, akhirnya bertemu dengan lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik.

Baca Juga: Presiden Jokowi: Idul Adha Adalah Ketauhidan dan Momen Sebarkan Kebaikan ke Sesama

Berdasarkan kajian risiko gempabumi itu, BNPB menyarankan kepada para pemangku kebijakan, masyarakat dan seluruh komponen di tiap-tiap daerah agar meningkatkan kesiapsiagaan.

Termasuk kewaspadaan dan melakukan mitigasi bencana gempabumi serta tsunami, supaya dampak kerusakan juga korban jiwa bisa diminimalisir.

Di samping itu, BNPB berharap agar Desa Tangguh Bencana (Destana) Gempabumi dan Tsunami yang sudah digalakkan sejak 2019, di sepanjang pesisir selatan Pulau Jawa, bisa menjadi pelopor ketangguhan masyarakat menghadapi bencana.

Baca Juga: 3 Pria Curi Alumunium 300 Kg Dibekuk Reskrim Polres Bogor, Begini Modusnya

Fenomena gempabumi memang tidak membunuh, tapi sejumlah kejadiannya jatuhnya korban jiwa karena mereka terdampak reruntuhan bangunan saat terjadi guncangan gempabumi kuat.

Selanjutnya penguatan struktur bangunan khususnya tiang rumah dan struktur atap perlu digelar bertahap, baik mandiri maupun didukung dana desa.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x