Boeing Hentikan Pengiriman 737 MAX Karena Masalah Kelistrikan

29 April 2021, 08:00 WIB
Dokumentasi sebuah pesawat Boeing 737 MAX 8, terparkir hangar selama media tour Boeing 737 MAX di pabrik Boeing, di Renton, Washington (08/12/2015). /Foto: REUTERS/Matt McKnight/

PORTAL LEBAK - Boeing Co. pada hari Rabu mengonfirmasi penghentian pengiriman 737 MAX, setelah terdapat masalah kelistrikan.

Boeing juga menghentikan sebagian armada dan menyuarakan keprihatinan atas pandemi Covid-19 yang melonjak di India dan ketegangan politik AS-China.

Reuters melaporkan pada 16 April bahwa Boeing berhenti mengirimkan pesawat andalannya Boeing 737 MAX setelah masalah grounding listrik - berbulan-bulan setelah pesawat itu kembali beroperasi, menyusul larangan keamanan penerbangan.

Baca Juga: KPK Geledah Rumah dan Kantor Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin

Saham Boeing turun hampir 2,6 persen setelah pembuat pesawat asal Amerikan Serikat (AS) itu melaporkan kerugian kuartalan keenam berturut-turut dan biaya pada program jet kepresidenan Air Force One.

Rentetan tantangan teknis dan finansial mengaburkan optimisme atas kebangkitan pasar perjalanan domestik AS, yang dipicu oleh vaksinasi dan permintaan pembuatan pesawat yang tertunda.

"Kami memandang 2021 sebagai titik perubahan penting bagi industri kami," kata Kepala Eksekutif Boeing Dave Calhoun, kepada para analis melalui telepon konferensi yang dilansir Reuters dan dikutip PortalLebak.com.

Baca Juga: Atta Halilintar Negatif Covid-19, Kangen Ingin Bertemu Istri

Boeing telah menghentikan pengiriman 737 MAX untuk mengatasi masalah kelistrikan, dan mengharapkan untuk "mengejar pengiriman hingga akhir tahun ini," tambah Calhoun.

Tetapi Calhoun mengungkapkan, dia tidak dapat memprediksi kapan masalah grounding listrik 737 MAX akan diselesaikan.

Hal ini mengakibatkan kerugian berlipat ganda bagi Boeing, di tengah kekhawatiran pemulihan perjalanan internasional yang belum pasti, melihat dampak pandemi dan ketegangan antara Washington dan Beijing.

Baca Juga: Duka ABK KRI Nanggala 402, Duka Masyarakat Indonesia dan Dunia

Dia juga mengatakan Boeing mengharapkan China untuk mencabut pesanan yang sudah dilakukan pada 737 MAX, di paruh kedua tahun 2021.

Boeing telah mengirimkan lebih dari 85 pesawat jet Boeing 737 MAX, sejak diizinkan oleh sebagian besar regulator untuk masuk kembali layanan akhir tahun 2020 lalu, setelah dua kecelakaan fatal, yang menguras pendapatan dan arus kas Boeing.

Manajemen Boeing mengatakan masih berharap untuk mengirimkan setengah dari 400 jet MAX hingga persediaan pada akhir 2021, agar pengembalian arus kas positif pada 2022.

Baca Juga: Sah, Ustadz Abdul Somad UAS Nikahi Gadis 19 Tahun Asal Jombang Jawa Timur

Tetapi masalah grounding listrik baru yang ditemukan pada beberapa model jet awal bulan ini telah membayangi rencana Boeing yang baru, untuk meningkatkan produksi 737 MAX menjadi 31 pesawat per bulan pada awal 2022.

Maskapai telah menarik lusinan 737 MAX jet dari layanan, menunggu perbaikan. Calhoun, ditanya tentang kekhawatiran atas jatuhnya pangsa pasar Boeing di pasar pesawat berbadan sempit terhadap saingan asal Eropa Airbus SE.

"Saya ingin membagi pasar itu," paparnya.

Baca Juga: Nabiel Makarim Dilantik Presiden Sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Menyoroti risiko Boeing di salah satu medan pertempuran terpenting bagi generasi pesawat jet berikutnya, Delta Air Lines maskapai penerbangan utama di AS, justru memesan 25 pesawat Airbus A321neo minggu lalu.

Pernyataan Calhoun muncul setelah Boeing memperpanjang usia pensiunnya yang disyaratkan dari usia 65 menjadi 70 untuk memungkinkan Calhoun, yang berusia 64 tahun, tetap sebagai big bos di Boeing.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler