Menteri luar negeri Rusia dan Saudi Arabia Manuver di OPEC+

1 Juni 2022, 23:30 WIB
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bertemu dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, di Riyadh, Arab Saudi 31 Mei 2022. /Foto: via REUTERS/RUSSIAN FOREIGN MINISTRY/

PORTAL LEBAK - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bertemu dengan mitra Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, di Riyadh, pada Selasa 31 Mei 2022.

Keduanya memuji tingkat kerja sama di dalam OPEC+, ungkap kementerian luar negeri Rusia.

Komentar tersebut mencuat di tengah laporan media Barat bahwa beberapa anggota OPEC+, aliansi anggota OPEC dan sekutu mereka, mempertimbangkan mengeluarkan Rusia dari grup itu.

Baca Juga: Uni Eropa UE Larang Impor Minyak Rusia Masuk, Zelenskiy Sindir dan Sebut Situasi Donbas Kritis

"Mereka mencatat efek stabilisasi dari kerja sama yang erat antara Rusia dan Arab Saudi di pasar dunia," ungkap kementerian Rusia.

"Kerja sama erat hidrokarbon di sektor penting yang strategis ini," tambah pernyataan tersebut di situsnya.

Dilansir PortalLebak.com dari Reuters, tidak ada komentar langsung dari Arab Saudi saat dimintai keterangan terkait hal ini.

Baca Juga: SKK Migas: Cadangan Minyak dan Gas Indonesia Masih Besar, Investasi Hulu Migas Punya Banyak Peluang

Lavrov tiba di Arab Saudi pada hari Selasa dan diperkirakan akan bertemu dengan menteri luar negeri lain, dari negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC), media pemerintah Saudi melaporkan.

OPEC+ akan tetap pada kesepakatan produksi minyak yang disepakati tahun lalu pada pertemuannya pada 2 Juni 20221.

Lembaga ini menaikkan target produksi Juli 2021 sebesar 432.000 barel per hari.

Baca Juga: Balai Lelang Christie's Jual Buku 'Harry Potter' Edisi Pertama yang Langka

Enam sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters pekan lalu, menolak seruan Barat untuk peningkatan yang lebih cepat guna menurunkan lonjakan harga.

OPEC+ dibentuk pada 2016 dan menugaskan pengurangan produksi di antara para anggotanya untuk menjaga pasar minyak tetap stabil.

Lembaga ini juga bertindak melawan jatuhnya harga, terutama karena ekonomi menyusut tajam selama pandemi Covid.

Baca Juga: Marak Terapi Teknologi Laser Bisa Bantu Orang Berhenti Merokok Meski Belum Ada Penelitian Ilmiah

Rusia adalah anggota terkemuka OPEC+, bersama dengan beberapa negara bekas Soviet dan negara-negara lain.

The Wall Street Journal, mengutip delegasi OPEC, menyarankan bahwa pengecualian Rusia dari OPEC+ adalah salah satu strategi barat.

Hal itu berpotensi membuat produsen lain memompa lebih banyak minyak mentah secara signifikan, seperti keinginan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.

Baca Juga: Anies Baswedan Tinjau Sirkuit Formula E, Pastikan Kesiapan Balapan

Pertemuan Lavrov asal Rusia dengan mitranya dari Arab Saudi, terjadi tak lama setelah Uni Eropa menyetujui pengurangan signifikan impor minyak mentah Rusia.

Keputusan tersebut sebagai bagian dari sanksi terbaru, terkait dengan invasi Moskow ke Ukraina.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler