PORTAL LEBAK - Beredar pesan berantai yang isinya himbauan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kepada masyarakat Mamuju, agar segera meninggalkan atau eksodus dari Mamuju, sejak 17 Januari 2021, paska gempa bermagnitudo 6,2 mengguncang kota Mamuju dan kota Majene, Sulawesi Barat.
Dalam sebuah tangkapan layar akun bernama Ian Rusali Masdar yang mengunggah sebuah transkrip pecakapan lengkap tertera tanggal dan jam, selanjutnya diikuti sebuah teks.
Pesan seperti inilah yang beredar di jejaring media sosial maupun layanan obrolan WhatsApp. Berikut konten yang beredar mengenai himbauan untuk segera meninggalkan kota Mamuju;
Baca Juga: Rancangan Kerja Hingga 2022, Bupati Lebak Ingin Perluas Kesempatan Kerja
Baca Juga: Jenderal Andika Terima Forum Alumni Eropa Di Kantornya, Ini yang Dibahas KSAD
"[17/1 00:50] Ahmad Riyadi BPTP Sul Bar: Sdh tepat bu kabalai menginstruksikan kami utk keluar mamuju....hasil rakor malam ini bbrapa jam yg lalu yg dihadiri Gub, forkopimda, BMKG pusat, Kepala BNPB pusat.....semua yg mngikuti rapat trsebut trmasuk insan pers berubah tegang setelah mndengar pnjelasan Jubir BMKG pusat bahwa bencana ini akan lbh brpotensi melebihi Palu.....jd mmang dihrapkan tmn2 bisa mninggalkan mamuju sesegera mngkin.....
[17/1 00:53] Ahmad Riyadi BPTP Sul Bar: Bhwa BMKG menarget akan ada gempa 7.0 SR atau bisa lebih.....dan ada potensi tsunami dan likuifaksi......
[17/1 00:55] Ahmad Riyadi BPTP Sul Bar: Maaf bu kabalai dan tmn2 skalian bhwa tdk ada maksud sy membuat rasa cemas atau menakut2i tp sy merasa info ini wajib sy share utk kewaspadaan dan bahan prtimbangan tmn2.....,"
Akun Ian rusali Masdar hanya memposting seperti itu, tanpa adanya tambahan tulisan lain seperti ia dapatkan dimana dan oleh siapa.
Penelusuran Cek Fakta PortalLebak.com
Setelah meluasnya pesan berantai ini mengenai himbauan untuk eksodus ini, PortalLebak.com mendapatkan informasi terkait kabar ini dan menemukan rilis klarifikasi BMKG pada kanal berita di laman resminya. Artikel tersebut berjudul "evakuasi ke tempat aman, bukan eksodus".