“Titiyang (saya) menyarankan kepada saudara sekalian untuk menonton film Jayaprana ini, agar bisa menjadi inspirasi untuk menjalani kehidupan yang baik,” ujarnya.
Ia melanjutkan: “Dan penting bagi kami untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan budaya Bali. Kapolres PDI Perjuangan menjelaskan, cagar budaya merupakan simbol pariwisata Bali, sehingga Bali kerap menjadi salah satu destinasi favorit dunia.
Pariwisata juga merupakan salah satu penopang perekonomian Bali.
“Kita pasti harus mewariskannya agar ke depan Bali tidak hancur tatanan budayanya, tata kehidupannya, karena jika dihancurkan maka Bali tidak akan ada lagi,” jelasnya.
Tentang Jayaprana dan Layonsari
Dikutip dari situs Pemerintah Kabupaten Buleleng, Jayaprana Loyansari mengisahkan seorang yatim piatu bernama Jayaprana yang bertugas di keraton.
Baca Juga: Krisdayanti: Dunia Kerja Harus Bebas dari Kekerasan Seksual
Ketika dia berumur 12 tahun, raja memintanya untuk segera menikah ketika dia memilih gadis impiannya. Pilihan Jayaprana pun jatuh pada Ni Layonsari, putri Jero Bendesa dari Banjar Sekar.
Kemudian raja mengirim surat kepada Banjar Sekar dan menyatakan niatnya untuk menikahkan Jayaprana dan Loyansari.