PORTAL LEBAK - Turki dan Prancis sepakat tingkatkan kerja sama dagang kedua negara dengan menandatangani protokol Komite Gabungan Ekonomi dan Perdagangan (JETCO), di kota Istanbul, Turki.
Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Perdagangan Turki, Mehmet Mus, bersama Menteri Perdagangan dan Investasi Prancis, Franck Riester.
Momen peningkatan investasi ini menindaklanjuti pertamuan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan, dengan Menteri Luar Negeri Turki, Mevlüt avuşoğlu, saat mengunjungi Paris pada Juni tahun lalu.
Pertemuan keenam JETCO dikatakan sangat produktif, dan kepentingan Turki dan Prancis di bidang ekonomi dan perdagangan merupakan yang pertama bagi kedua negara.
"Mekanisme JETCO antara Turki dan Prancis memiliki kepentingan khusus bagi kami karena ini adalah kongres ekonomi dan perdagangan bersama pertama negara kami," kata Mehmet Mus, seperti dikutip PortalLebak.com dari laman Kementerian Perdagangan Turki.
JETCO akan memfasilitasi para pelaku ekonomi swasta dari Turki maupun Prancis dalam menjalin dan membangun kerja sama.
Baca Juga: Menhan Lloyd Austin Akui Operasi Militer Terakhir Tentara AS Dengan Drone Bunuh Warga Sipil
"Kami akan menyelenggarakan mekanisme JETCO antara kami negara dan Prancis dengan partisipasi aktif dari perusahaan sektor swasta kami," lanjut Mus.
Perjanjian mencakup hubungan perdagangan bilateral, investasi bersama dan layanan kontrak, kerja sama dengan negara ketiga, rantai pasokan berkelanjutan dan Perjanjian Hijau Uni Eropa.
Bidang yang tercangkup antara lain energi, pertanian, transportasi, dan kerja sama di bidang lingkungan dan urbanisme, yang menurutnya merupakan cerminan dari negosiasi dan konsensus yang sangat konstruktif tentang isu-isu tersebut.
Baca Juga: Bandara Ditutup Karena Letusan Gunung Berapi Cumbre Vieja di La Palma Meningkat
JETCO menargetkan nilai investasi yang sangat besar, yaitu 20 miliar Euro, angka yang sama ketika hubungan bilateral bidang investasi ekonomi ini dicapai pada tahun 2014.
Sebelumnya pada tahun 2020, volume perdagangan Turki dan Prancis tercatat hanya 14,2 miliar Dolar AS.
Menteri Muş menyatakan bahwa pertemuan itu akan tercatat dalam sejarah sebagai pertemuan yang sangat penting untuk mengembangkan kerja sama dalam perdagangan bilateral dan hubungan ekonomi di hari-hari yang sulit ini ketika pandemi Covid-19 sedang diperangi.***